Laman

Rabu, 21 Maret 2012

Hidup Sesudah Mati

“ HIDUP   SESUDAH   MATI  
Oleh Agus Mulyadi Utomo
Hidup dan Seni:goesmul.blogspot.com
goesmul@gmail.com
                                                                                                                                                                   
"Bencana" (foto 1)  dan "Air Dzikir" (foto 2)
Karya Agus Mulyadi Utomo
Dipamerkan dalam "Nature Inspiration" di Bali ZooPark Singapadu, Gianyar-Bali, 2005

            Penjelasan karya yang saya buat ini merupakan implementasi dari pengalaman spiritual, dalam rangka “mencari” dan  usaha “mendekatkan” diri kepada Tuhan YME. Upaya yang saya lakukan adalah menempuh jalan  Sufi (tarekatullah) dalam ilmu tasauf Islam. Pendekatan diri kepada Allah  tentu memakai metode dan mencari frekuensi yang tepat dan dirasakan benar sesuai dengan tuntunan Islam yang kaffah (lengkap). Orang bijak mengatakan “Kenalilah dirimu, niscaya engkau akan mengenal Tuhanmu!”.  Allah itu Maha Suci, Maha Ghaib, Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Kuasa, dstnya; Untuk menuju kesana juga harus suci, bersih, tunduk dan patuh, serta merasa hina-papa, sehingga Allah sendiri yang memberi pelajaran sebagai ilmu ladhuni, dan akan memdapatkan bimbingan rohani Rasulullah (arwahul muqadasah Rasulullah) dikarenakan hanya Rasulullah sajalah yang sampai pada Allah SWT, selain daripada itu (contoh: Malaikat) tentu akan terbakar, apalagi kita manusia biasa yang penuh dosa. Allah itu dalam pengertian pertama tidak jauh dari urat leher (dalam diri);  Pengertian kedua, Allah itu keberadaannya dimana-mana; Dan ketiga, letaknya jauh di Arasy (langit tertinggi),  yang  mampu dan dapat sampai kepadaNya hanyalah yang berpredikat Rasulullah, malaikatpun tidak mampu. Lalu pertanyaannya adalah: Sampaikah kita yang penuh dosa ini dapat berhubungan (ber-munajat) langsung sampai kepada-Nya ? Disamping itu, upaya memperoleh petunjuk pendekatan diri dengan jalan bertobat, taat dan patuh pada perintah serta larangan Allah dan Rasulullah. Jika hati telah suci-bersih, maka akan terbuka hijab dan tabir yang menutupi pandangan hati. Dan “hati” inilah sebagai kunci untuk bisa “merasakan” manisnya Islam, Iman dan Taqwa, sehingga masuk pada tingkatan Ihsan dan Haqqul Yakin.

            Allah tidak melihat akan harta dan kekayaan seseorang serta jabatan dan kedudukan seseorang, tidak pula sorban dan pakaian yang dikenakannya, apalagi.melihat penampilan cantik / gantengnya seseorang. Akan tetapi yang Allah lihat adalah qalbu (hati) seseorang. Bila segumpal  daging (hati) ini baik, maka seluruh bagian tubuhnya juga baik, bila hati yang segumpal itu buruk maka seluruhnya juga buruk. Hati dapat disucikan melalui dzikir dengan menyebut dan membesar-besarkan namaNya, karena  dzikrullah ini adalah sarana dan metode yang tepat untuk menbersihkan / mensucikan rohani. Seperti halnya jasmani yang memerlukan makanan dan minuman untuk bisa hidup, rohani juga memerlukan makanan dan minuman yang sehat dan bersih untuk bisa bertahan serta dapat kembali kepada sisi Allah (Maha Suci) diakhir hayatnya yaitu berupa santapan rohani yang disebut dzikrullah.
            Ilmu Islam berlapis-lapis, yakni syari’at, tarekat, hakekat dan mak’rifat.  Semua itu harus dijalankan secara lengkap (kaffah), tidak sepotong-sepotong supaya tidak tersesat. Agar tidak tersesat jalan harus menggunakan “gaide” atau pembimbing yang memahami rohani, pembimbing yang dapat menyempurnakan amal dan ibadah.
            Istilah “mati” disini dimaksudkan adalah belajar taat atau patuh terhadap undang-undang Allah, seperti perintah dan larangan yang sudah tertuang dalam Al Qur’an, Hadist dan Ij’ma Ulama.Tidak meng-otak-otaki dan merekayasa masalah ke-Tuhanan. Pengertian “Hidup Sesudah Mati” bagi orang yang percaya (beriman) dalam tasauf Islam merupakan bahasa kias yaitu “mati hakekat” yakni patuh atau taqwa hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Hidup bagaikan sebuah “Robot” ke-Tuhanan, yang kehidupannya ikhlas hanya untuk mengabdi, beribadah dan beramal kepada-Nya, yang tentunya digerakkan atau dikendalikan oleh Allah sendiri. Bagi orang yang masuk dalam katagori ini di dalam bekerja, beramal-beribadah, mencari nafkah / bekerja, berumahtangga, berbuat baik, bermasyarakat, berbangsa, semua kegiatan fisik dan rohani berdasarkan “karena Allah”. Termasuk pengendalian diri, bersabar, memerangi hawa-nafsu dan sebagainya, yang membuahkan sifat ahlaqul karimah (ahlaq yang terpuji). Bukan untuk memerangi orang lain ! Dan bukan pula untuk membunuh atau menyakiti atau mencelakai orang lain seperti meledakkan bom dan lainnya. Rasulullah mengatakan bahwa tidak ada lagi perang yang lebih besar dari perang Badar, perang besar kemudian adalah perang melawan hawa-nafsu sendiri, yakni berjihad dengan dzikrullah. Dengan mengingat Allah (ber-dzikir) hati terasa tenang, lunak dan damai. Damai di hati, di dunia dan di akherat kelak. 


BENCANA
            Kini Dunia telah memasuki Kurun 15 Hijriah, menurut para Ulama merupakan masa peringatan Allah SWT, banyak terjadi bencana alam, bencana manusia (huru-hara), wabah penyakit (baik fisik maupun rohani), dll. Dan semua itu telah terbukti ! Seperti yang mengejutkan Dunia terjadi baru-baru ini (kiamat kecil) berupa tsunami melanda Aceh, lalu gempa yang begitu dahsyat mengguncang di Nias dan lainnya di Nusantara. Kalau Tuhan murka, apa yang bisa kita perbuat? Yang dapat menyelamatkan hanyalah dengan bertobat, beriman, bertaqwa, beramal dan beribadah serta berdo'a saja, yakni dengan ilmu yang bermanfaat baik secara fisik, otak maupun rohani, dengan bersedekah dan menjadi anak sholeh. Marilah kita bercermin, beritrospeksi diri, sampai dimanakah kadar keimanan, ketaqwaan kita selama ini kepada Allah SWT atau Tuhan YME.

TANDA KIAMAT                                                                                                       
          Sesungguhnya setiap makhluk hidup –apakah itu manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan– memiliki tanda-tanda dari akhir kesudahan hidupnya di dunia. Tanda-tanda dekatnya kematian manusia adalah rambut beruban, tua, sakit, lemah. Begitu juga halnya dengan hewan, hampir sama dengan manusia. Sedangkan tumbuhan warna menguning, kering, jatuh, lalu hancur. Demikian juga alam semesta, memiliki tanda-tanda akhir masanya seperti kehancuran dan kerusakan.Saa’ah asalnya adalah sebagian malam atau siang. Dikatakan juga: Kiamat adalah segala sesuatunya berakhir berarti waktunya menghilang dan habis. Dari makna ini, maka saa’ah atau kiamat mengandung dua macam, yaitu : Saa’ah khusus bagi setiap makhluk, seperti tanaman binatang dan manusia ketika mati; dan bagi sebuah umat jika datang ajalnya. Itu semua dikatakan telah datang saatnya. Saa’ah umum bagi dunia secara keseluruhan ketika ditiup sangkakala, maka hancurlah segala yang di langit dan di bumi.

           Bagaimana dengan kiamat yang sebenarnya? Tentu saja lebih dahsyat, lebih besar, dan lebih mengerikan. Dan Alquran banyak menyebutkan tentang kejadian di hari kiamat. Terjadinya kiamat adalah hal yang gaib. Hanya Allah saja yang tahu. Tidak satu pun dari makhlukNya mengetahui kapan kiamat, baik para nabi maupun malaikat. Allah SWT. Berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman 34). Maka ketika ditanya tentang hal ini, Rasulullah saw. Mengembalikannya kepada Allah swt., “Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (Fushilat: 47)
        Allah merahasiakan terjadinya hari kiamat, dan menerangkan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba. “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.” (Al-A’raaf: 187)
      Namun demikian, sesungguhnya Allah dengan rahmat-Nya telah menjadikan kiamat memiliki alamat yang menunjukkan ke arah itu dan tanda-tanda yang mengantarkannya. “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18) Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula’).”(Al-An’am: 158)
          Maka tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil. Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya. Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
         Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, ”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)

Tanda-Tanda Kiamat Kecil                                                                                         Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya Rasulullah saw
Jabir r.a. berkata, ”Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw.
Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)
3. Penggembala menjadi kaya
Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya.
Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi pembunuhan
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)
7. Munculnya kaum Khawarij
Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)
9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)
10. Dominannya Fitnah
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba dan harta haram
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi) Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)

Tanda-Tanda Kiamat Besar                                                                                 
         Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj. Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:

Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82) “Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82). Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim). Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)

Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :       

1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya.
Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat


PENGERTIAN RUH DAN JIWA PADA MANUSIA

Diambil dari : suraukitabontang.wordpress.com
On Sabtu, 07 Mei 2011

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka dia tahanlah jiwa (orang) yang telah dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang di tetapkan, sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”“Dan kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa : “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba – hambaKu (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan di susuli.” “Dia di bawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).” Ruh yang menggerakkan badan atau jasmani suatu saat akan meninggalkan jasmaninya tersebut dengan jalan kematian, yang akan meninggalkan jasmani tersebut adalah ruh yang telah di tiupkan kedalam jasmani tersebut melalui di panggil kembali atau dicabut oleh malaikat izra’il yang memang bertugas untuk menjemput ruh atau nyawa dari seseorang anak manusia (adam). Ruh dan jiwa itu tidak berbeda, jika ada yang mengatakan bahwa berbeda adalah suatu hal yang keliru, sebab berdasarkan dalil – dalil dari Al-Qur’an dapat di ketahui akan hal ruh ini adalah yakni suatu jiwa di cabut oleh malaikat dan di bawa kembali kepada penciptaNya, ruh inilah yang menimbulkan kehidupan dan kehidupan akan lenyap bersamaan dengan perginya ruh ini (mati), jadi kata – katanya saja yang berbeda tetapi maknanya sama saja, yaitu ruh atau jiwa adalah sama atau satu jua adanya, perbedaannya terletak adalah jika ruh bersatu dengan jasmani atau badan, maka kerap kali di namakan dengan jiwa, jika telah meninggalkan badan atau jasmani (mati/di cabut) maka di namakan dengan ruh, demikian adanya letak perbedaan tetapi maknanya satu jua. Ruh di ciptakan atau asal kejadiannya tidak berupa dari benda alam nyata yang wujud ini, maknanya tidak ada misalnya dengan di dunia ini, maka dari itu manusia tidak akan dapat mengetahui akan sifat – sifat atau dzatnya, tetapi Allah Swt menjelaskan kepada manusia bahwa ruh itu bisa naik dan turun, mendengar, melihat serta berbicara seperti layaknya yang di perbuat oleh jasmani kita sekarang ini, walau begitu sifat mendengarnya, melihatnya dan berdirinya serta lain sebagainya bukanlah seperti yang kita ketahui sekarang ini, jadi hati – hati juga dalam menafsirkannya, contohnya Rasulullah Saw menceritakan perjalanan ruh adalah bahwasanya ruh itu di bawa ke langit kemudian di kembalikan ke kuburnya dalam waktu singkat untuk di beri kenikmatan atau siksaan, tentu definisinya berbeda dengan keadaan alam nyata.Ruh menyebar di seluruh badan dan tiada suatu tempat khusus bagi ruh ini dalam jasmani atau jasad, prosesnya seperti kehidupan menyeluruh yang automatis, apabila di masukkan ruh tersebut maka secara keseluruhan akan menjadi hiduplah seluruh badan tersebut tanpa kecuali, begitu juga sebaliknya, apabila ruh tersebut meninggalkan jasmani atau jasad, maka secara automatis pula seluruh jasad atau jasmani tersebut akan mati seketika, beginilah kinerjanya ruh dalam bersatu dengan jasad atau jasmani, tidak ada tempat yang khusus tetapi meliputi secara keseluruhan terkhusus bagi jasmani atau jasad.Ruh ini di ciptakan seperti layaknya makhluk yang di ciptakan lebih dahulu daripada jasad atau jasmani anak adam, jelasnya ruh lebih dulu di ciptakan daripada jasad, sebagaimana di jelaskan Allah Swt berikut ini :“Tuhan berfirman : “Demikianlah”. Tuhan berfirman : “Hal itu adalah mudah bagiKu, dan sesunguhnya telah aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.” (Surah Maryam Ayat 9).Di namakan dengan manusia jika ada bersatunya ruh dengan jasad, jika hanya ruh maka namanya ruh, jika hanya jasad maka di namakan pula dengan jasad mati, manusia di ajak berbicara oleh Allah Swt dengan ruhnya, oleh sedemikian maka ruh adalah makhluk dan tidak dapat di pungkiri lagi, singkatnya seorang manusia adalah kesatuannya ruh dengan jasad sementara intinya adalah ruh sedangkan jasad hanya berupa wadah atau tempat saja.Dalam jiwa manusia mempunyai sifat – sifat kejiwaan yang ikut terbawa tatkala ruh di tiupkan kedalam jasad atau jasmani manusia, yaitu : Jiwa yang membawa kepada keburukan, yakni sifat – sifat madzmumah (keburukan) seperti, sombong, takbur, iri hati, congkak, lalai dan lain sebagainya, sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Yusuf Ayat 52 yang berbunyi :(Yusuf berkata) : “Yang demikian itu agar Dia (Al Aziz) mengetahui bahwa Sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang – orang yang berkhianat.”Jiwa manusia yang seperti inilah yang selalu di tunggangi oleh hawa nafsunya dan selalu mendorongnya untu melakukan perbuatan buruk dan jahat yang jelas – jelas berdosa kepada Allah Swt jika di perturutkan akan sifat jiwa yang seperti ini;Jiwa yang membawa kepada sifat mencela dan mengumpat serta menyesali diri sendiri, sehingga ianya selalu melakukan perbuatan dosa seperti, mengumpat dan menyesali diri, sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah Ayat 2 yang berbunyi : “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).” Ini sifat ruh jika telah di panggil kembali ke hadiratNya adalah selalu menyesali akan ingin kembali ke dunia supaya dapat membuat amal perbuatan yang lebih banyak lagi, sementara sewakti dia di dunia sifat jiwa ini membawa kepada sifat suka mengumpat dan mencela – cela diri sendiri ataupun orang lain, yang jelas sifat adalah perbuatan dosa. Jiwa yang membawa kepada ketenangan jiwa,  sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Al-Fajr Ayat 27-30 yang berbunyi :Ayat 27. Artinya : “Hai jiwa yang tenang.”Ayat 28. Artinya : “Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhaiNya.”Ayat 29. Artinya : “Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba – hambaKu.”Ayat 30. Artinya : “Masuklah ke dalam syurgaKu.” Nah, inilah jiwa selalu membawa kepada kebaikan dan senantiasa mencintai akan ketaatan dan kebaikan serta selalu beribadah kepada Allah Swt, jiwa ini membawa kepada sifat patuh kepada Allah Swt dan membenci akan maksiat dan sifat yang buruk, utamanya ruh atau jiwa jika sendirinya adalah bersifat seperti ini, baru berpengaruh sifat buruk di atas jika telah bersatu dengan jasmani atau jasad.Pengertian di atas bukan berarti di dalam jiwa manusia hanya mempunyai sifat 3 (tiga) macam saja, tetapi adalah sebagai bahan jiwa dan tentu akan berkembang dengan sendirinya yang di sertai oleh akal dan pikiran yang melaksanakan pengembangan ata segala sifat baik dan buruk yang ada di dunia ini, sementara kontrolnya adalah tingkat keimanan seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia ini, jadi intinya adalah jiwa itu satu tetapi mempunyai berbagai sifat, secara asal yang tersebut di atas sifat utamanya senantiasa memerintahkan berbuat dosa atau maksiat, namun jika sifat tersebut di lawan dengan perjuangan keimanan maka terjadilah saling mencela antara sifat tersebut di atas yang di namakan dengan peperangan bathin, jika imannya kuat maka sifat yang baiklah yang menang, jika sifat buruk yang kuat maka terjerumuslah manusia tersebut kelembah kemasiatan dosa, ada juga manusia yang kadarnya naik turun, kadang baik kadang buruk, ini di sebabkan karena akal dan pikiran yang di pergunakan tidak mau memilih untuk istiqamah dalam ketetapan untuk selalu berbuat baik dan taat kepada Allah Swt, apabila jiwa keimanannya kuat maka menjadilah jiwa yang tenang sebagaimana ayat atau firman tuhan di atas.Ruh adalah sudah nyata di namakan dengan makhluk, sebab ada hidup dan ada kematian, apabila seseorang manusia telah meninggal dunia bukanlah berarti lenyap selamanya tiada berbekas, yang hancur hanyalah jasad atau jasmani saja, sedangkan ruh kembali kepada penciptaNya, dan kelak jika telah di tiupkan sangkakala yang kedua, maka ruh – ruh akan di kembalikan kepada jasad atau badannya untuk di proses lebih lanjut amal baik dan buruknya guna mendapatkan ganjarannya, sebab di kehidupan inilah semuanya yang kekal dan selama – lamanya, jadi tidak benar ruh akan ikut mati lenyap bersama dengan matinya jasad manusia. Kembalinya ruh atau jiwa itu (mati) dengan cara berpisah dengan jasad atau badan atau jasmani, jadi ruh juga ikut merasakan dahsyatnya kematian, bukan hanya jasad saja yang merasakan hebatnya kematian tersebut, dia ikut merasakan kenikmatan atau siksaan dari Allah Swt sesuai dengan perbuatannya di dunia, sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Ad-Dukhaan Ayat 56 yang berbunyi : “Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia, dan Allah memelihara mereka dari azab neraka.” Sewaktu ruh dan jasad telah mengalami kematian, maka akan di tempat sesuai dengan porsi masing – masing yaitu amal perbuatan dan derajatnya, yakni :Ruhnya para nabi dan rasul di tempatkan pada tempat yang paling baik dan layak di sisiNya, sebagaimana di riwayat oleh ‘Aisyah Ra, bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah Saw berdo’a atau memohon kepada tuhannya, yaitu “Ya Allah, berikanlah tempat kembali yang tinggi (mulia).” (Hadist riwayat Bukhari).Ruhnya para syuhada akan tetap hidup di sisi Allah Swt dan mendapatkan rezki karuniaNya, sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 28 yang berbunyi :“Janganlah orang – orang mukmin mengambil orang – orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang – orang mukmin, barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang di takuti dari mereka, dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)Nya, dan hanya kepada Allah kembali (mu).” Namun perlu di ketahui adalah tidak semua ruh para syuhada mendapatkan kenikmatan ini, hal di sebabkan oleh ada di antara mereka yang tertahan masuk ke syurga di karenakan adanya hutang yang belum di bayar, ini berdasarkan keterangan Rasulullah Saw dan bersabda : ““Ruhnya orang – orang yang shaleh berada pada burung – burung yang bergantungan di pepohonan syurga, seperti yang di riwayatkan oleh sabda Rasulullah Saw yang berbunyi : “Ruh – ruh mereka akan berada di dalam burung – burung yang hijau, yang memiliki sarang yang bergelantungan di ‘arsy, dan pergi ke syurga sekehendaknya, kemudian kembali ke sarangnya.” (Hadist riwayat Muslim. Ruhnya orang – orang yang berdosa berada pada tempat siksaan yang pedih dan dahsyat serta mengerikan, sementara ruhnya orang kafir lebih gawat lagi dan berbau sangat busuk, sampai – sampai bumipun mencelanya saking busuknya. Dari hal uraian yang singkat ini mengenai ruh ini, maka dapatlah suatu pijakan untuk berpikir akan langkah kedepan, apakah tetap dalam kemaksiatan atau lautan dosa? Sementara mati itu tidak dapat tidak akan datang menemui kita kapan saja dan hanya Allah Swt yang tahu, bersiaplah untuk menghadapi ini, karena hasilnya kelak akan kita terima pada hari kemudian yang kekal dan selama – lamanya, hidup di dunia ini hanyalah untuk mencari bekal pada kehidupan akhirat, maka persiapkanlah bekal tersebut dengan memperbanyak amal ibadah dan ketaatan kepada Allah Swt, dan belajarlah mati sebelum di matikan, belajar sembahyang sebelum di sembahyangkan.

ADA  HAMPIR 40 TANDA KIAMAT MENURUT SASTRA  BUDAYA JAWA (SERAT CENTHINI)                 
       Dalam Serat Centhini jilid IV, pada pupuh 259 dengan jenis tembang Maskumambang, yang terdiri 40 bait, Ki Atyanta menerangkan 40 Macam Tanda-tanda Zaman sebagai pertanda datangnya Hari Kiamat, disarikan dalam pokok pikiran 36 sebagai berikut:
01. Banyak masjid besar kecil yang dipakai "cuma" untuk membicarakan masalah dunia.
02. Banyak alim ulama yang tidak melaksanakan tugas tanggungjawabnya.
03. Banyak orang meninggalkan shalat dan meremehkan waktu sembahyang. (Note:          Pengertian aktualnya, semakin banyak orang meninggalkan perintah agamanya).
04. Banyak orang tidak melakukan zakat karena dinilai tidak ada hukumnya.(Note: Dalam pengertian Islam) 
05. Banyak orang tidak berpuasa pada bulan Ramadhan, makan di tempat terbuka dan tidak tahu malu. (Note: dalam pengertian Islam)
06. Banyak orang menjauhi kebaikan dan menjalankan kejahatan
07. Banyak orang membicarakan kejelekan orang lain berkepanjangan, dalam pertemuan secara terbuka
08. Banyak orang yang berani mendirikan rumah dan sejenisnya di pekuburan
09. Banyak lelaki bertingkah laku seperti perempuan, mengenakan emas, perak, dan sutra. Sedangkan yang wanita menyerupai lelaki.
10. Banyak orang tidak memiliki rasa persaudaraan lagi.
11. Banyak orang menyakiti hati sesama.
12. Banyak orang yang sombong dan congkak. Dalam beribadah lupa bahwa ibadah itu adalah kewajiban, akhirnya menjadi takabur.
13. Banyak orang yang fasik, tidak patuth pada perintah syariat Nabi, namun menganggap dirinya sebagai manusia adil.
14. Banyak saksi yang berbohong dan banyak orang yang benar-benar melihat sesuatu namun mengaku tidak mengetahuinya.
15. Banyak orang yang berbuat tidak bersungguh-sungguh, lebih banyak berbohong bahkan sampai hati mempertahankan sumpah palsu.
16. Banyak orang tidak memuliakan ayah dan ibu.
17. Banyak orang tidak mau membaca Alquran. Yang banyak terjadi adalah bersuka-ria sesuka hati, belajar nyanyian bermacam-macam tembang setiap saat. (Note: Pengertian aktualnya, semakin banyak manusia yang hanya mengenyam dan mengejar kenikmatan duniawi namun melupakan perbuatan kebaikan sebagaimana digariskan Tuhan)
18. banyak lelaki tunduk kepada isteri dan isteri tidak hormat pada suami. (Note: Harap berhati-hati dengan teks ini, karena ketundukkan menuntut syarat-syaratnya. Sejak jaman dulu pun, dalam hubungan suami isteri penghormatan adalah pada tingkah laku, bukan pada jenis kelamin. Karena yang terbaik adalah suami dan isteri saling menghormati dan meninggikan lebih karena mereka adalah sepasang manusia yang berkehendak melanjutkan keturunan. Yang terbaik, ialah menghormati yang memang pantas dihormati, karena perbuatannya).
19. Banyak orang kaya yang tidak adil, benci pada orang yang fakir-miskin, dan hukum pengadilan justru minta imbalan (suap-menyuap).
20. Banyak raja (pemimpin) yang kejam, niatnya sesat, yaitu mengambil kekayaan rakyat sehingga tidak ada ketentraman.
21. Banyak orang memuliakan kepada orang fasik karena rasa takut. Sedangkan bila memuliakan orang yang berbudi luhur, yang adil, para ulama yang saleh dan para ilmuwan, hatinya tidak rela.
22. Banyak orang yang tidak bisa menjaga titipan orang lain, bahkan berani berbohong dan berbuat ingkar.
23. Banyak orang berbuat serong dengan isteri atau suami orang lain secara terbuka dan tidak merasa malu.
24. Banyak orang mau membunuh orang lain dan menganiaya.
25. Banyak orang melakukan tenung-menenung.
26. Banyak orang meminum arak atau sejenisnya yang memabukkan, padahal mestinya dicegah.
27. Banyak orang melakukan perbuatan jahat, tidak malu pada sesama dan tidak takut kepada Tuhan.
28. Banyak orang mengambil uang anak yatim-piatu dan milik fakir m,iskin tanpa belas kasihan dan tanpa ragu-ragu.
29. Banyak anak belum berusia lebih dari 20 tahun namun sudah beruban.
30. Banyak orang yang mempunyai anggapan berbuat zina kepada orang berkelakuan baik adalah baik.
31. Banyak orang mempunyai melakukan zina, dan banyak orang laki-laki yang melakukan cinta sejenis.
32. banyak orang pergi berdukun, kepada orang ahli perhitungan memakai obat-obatan yang biasa dipakai orang kafir.
33. Banyak orang tunduk kepada setan.
34. Banyak yang tidak saling menyayangi dan semakin banyak orang saling bermusuhan.
35. Banyak hujan yang salah musim, kemarau seperti musim hujan, musim hujan seperti kemarau.
36. Banyak orang yang tidak setia dalam memuliakan Alquran, bahkan Quran dipakai untuk mencari makan             
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar