oleh Agus Mulyadi Utomo
Lempung atau tanah liat adalah bahan baku keramik, yang mempunyai sifat plastis
dan mudah dibentuk dalam keadaan basah (lembab). Pada umumnya tanah liat
memiliki karakter yang tidak menentu dan tidak memperlihatkan sesuatu yang
alami seperti yang dimiliki batu dan kayu. Karena sifat-sifat yang penurut itu
dan tidak banyak memberikan resistensi apapun sehingga lempung dapat
dipergunakan untuk keperluan yang luas dan tidak terbatas, misalnya untuk
bangunan, tembok pembatas pekarangan, perabotan rumah tangga, benda-benda
teknis, benda-benda hias dan benda-benda ekspresi (seni murni).
Sebenarnya, apapun yang
terkandung dalam suatu benda keramik, baik sebagai benda teknis, benda praktis
(pakai), benda estetis, maupun sebagai benda spiritual (magis), semuanya adalah
berasal dari daya “imajinasi” penciptanya saja. Namun demikian sifat lempung
yang penurut itu, tidak akan banyak bermanfaat apabila tidak didukung oleh
ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni untuk merekayasa lempung menjadi keras,
kedap air, tahan panas, tahan dingin, awet, berfungsi pakai dan mempunyai
bentuk yang indah serta menarik. Disamping itu arah pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya tentang ilmu keramik sampai sekarang ini telah semakin
meluas dan kompleks, sehingga pengertiannya pada masa kini dan mendatang tidak
lagi sederhana, dikarenakan riset bahan, seni, sosial-budaya-ekonomi dan
teknologi terus bergulir serta berkembang dengan pesatnya di era keterbukaan
(kesejagatan / globalisasi) yang sarat dengan persaingan.
Tidak dipungkiri lagi bahwa spesialisasi
ilmu terus dilakukan, karena semakin dirasakan perlu untuk dapat lebih
mendalaminya dan apalagi akan mengembangkannya. Dunia senirupa, khusus ilmu
keramik dalam pandangan seni memerlukan suatu wawasan tertentu untuk memudahkan
dalam mendudukkan, mencirikan, mengkonsep penciptaan karya dan memahami akan
arah pengembangannya, baik sebagai seni pakai (fungsional), seni kerajinan
maupun sebagai seni murni.
Dalam kenyataan sehari-hari, seringkali
terlihat secara visual produk atau karya keramik hanya berupa
kecenderungan-kecenderungan dan perpaduan dari seni pakai, seni kerajinan dan
seni murni. Belum banyak kalangan dan para pegiat senirupa serta keramikus yang
mencoba menonjolkan “ciri khas” masing-masing dari ketiga bagian ilmu seni
tersebut sebagai spesialisasi ilmu tersendiri. Apalagi kini pandangan
seni dan teknologi dalam ilmu keramik ada yang bersifat teknis (fisika &
Kimia), ilmu pakai-guna (fungsi praktis), kriya (seni kerajinan) dan ekspresi
(seni murni), dimana kini strata pengembangannya pun sangat relatif.
Kebebasan yang teramat besar dan penggunaan
yang begitu luas dari pemanfaatan tanah liat, tentu dapat merangsang daya
cipta, imajinasi dan pengembangan IPTEKS itu sendiri.
Sejalan dengan perkembangan budaya manusia,
maka kehadiran seni keramik mengalami peningkatan baik kuantitas maupun
kualitasnya. Disertai pula kandungan makna dan filosofis serta konsep
penciptaan yang semua itu bergayut dengan nilai-nilai yang mencakup segi-segi
material, teknologi, ilmu pengetahuan, seni, spiritual, fungsi-fungsi religi,
ekspresi pribadi sampai pada kemanusiaan itu sendiri.
Tanah liat atau lempung ternyata memberikan
banyak kemungkinan bentuk-bentuk dengan berbagai variasinya, karena bahannya
yang mudah dibentuk, termasuk dalam pengungkapan ekspresi dari pancaran emosi
dan kesadaran tentang nilai-nilai tertentu yang dianggap bermakna.
Perkembangan keramik Indonesia dewasa ini
ditandai dengan perkembangan industri, yang melibatkan banyak desainer dalam
perancangan produk yang berkualitas secara massal melalui mesin-mesin
berteknologi canggih. Selain keramik yang berada di jalur industri massal,
adapula keramik yang diproduksi terbatas oleh kriyawan atau perajin berupa
benda hias, benda rumah tangga dan cenderamata. Disamping itu terdapat pula
keramik yang dibuat khusus dan benda tersebut merupakan benda tiada duanya atau
merupakan satu-satunya di Dunia, yang dibuat oleh seniman individu, benda
tersebut sering disebut sebagai benda “ekspresi” yang memiliki daya tarik tersendiri.
Kelompok perajin dan seniman keramik di
Indonesia belumlah berkembang sebagaimana mestinya, bila dibandingkan dengan
laju pertumbuhan industri massal padat modal. Hal ini karena kurangnya
apresiasi dan langkanya penyelenggaraan pameran-pameran keramik, disamping itu
penguasaan teknologi keramik bakaran madya dan tinggi masih relatif baru di
Indonesia.
Pengembangan konsep penciptaan keramik yang
terarah dan berwawasan ke depan kini memang dirasakan perlu untuk meningkatkan
kreativitas, produktivitas dan kualitas keramik. Kebutuhan dan minat terhadap
keramik juga perlu ditumbuh kembangkan serta didorong kepermukaan untuk masuk millennium
ketiga dan pasar bebas. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan selera
pasar melalui seni dan desain, akan dengan sendirinya masa depan perkeramikan,
produksi dan penciptaan keramik akan cerah. Sentuhan tangan-tangan trampil yang
berwawasan ke depan dan bercitarasa tinggi mempunyai harapan untuk bersaing
dalam kegidupan global dan pasar Dunia.
Buku Dictionary of Art yang
ditulis Bernard S. Myers menyatakan
bahwa, kata keramik berasal dari bahasa Yunani
Kuno yaitu “keramos” yang berarti
tanah liat (Myers, 1969:429). Dictionary of Art tulisan Mills J.F.M. menyebutkan bahwa kata
keramik berasal dari bahasa Gerika yaitu kata “keramikos” yang berarti benda–benda yang
terbuat dari tanah liat; yang merupakan suatu istilah umum untuk studi seni
dari pottery dalam arti kata yang
luas, termasuk segala macam bentuk benda
yang terbuat dari tanah liat dan dibakar serta mengeras oleh api (
Mills, 1965:39). Ruth Lee, dalam
bukunya yang berjudul Exploring The World of Pottery
menjelaskan bahwa istilah Yunani
untuk kata keramik ialah “keramos”
yang berasal dari kata “keramikos”
suatu daerah di Athena di sekitar pintu gerbang Dypilon tempat tinggal
kebanyakan kaum perajin tanah liat, dimana mereka juga bekerja dan menjual
keramik (Ruth Lee, 1971:25). Ditelusuri lebih jauh oleh para peneliti,
ditemukan bahwa sebenarnya “keramos”
itu merupakan nama salah satu dewa di Yunani. Encyclopedia of The Arts
menjelaskan bahwa di dalam mitologi Yunani, “Keramos”, adalah putra Dewi Ariaduc (Ariadne) dengan Dewa Baccus, yang merupakan dewa
pelindung para pembuat keramik (Runes, 1946:151). Seperti telah diketahui bahwa
orang Yunani juga sangat percaya kepada banyak dewa (lihat mitologi Yunani), dimana setiap jenis pekerjaan atau kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan manusia ada dewa-dewanya yang diharapkan selalu
dapat membantu serta melindunginya.
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa yunani keramikos
yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai
suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang
dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi
saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk
padat. (yusuf, 1998:2). Umumnya senyawa bahan lebih stabil dalam lingkungan
termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat
keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara
umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Pengertian
keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat
(lempung), yang mengalami proses panas / pembakaran sehingga mengeras. Balai Besar Keramik Bandung, mendefinisikan keramik sebagai berikut:
“Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik non -
logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya
mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya” [1]
Definisi keramik yang pengertiannya luas dan
umum adalah “bahan-bahan yang dibakar tinggi”, termasuk didalamnya adalah
semen, gibs, besi (metal) dan lain sebagainya. Karena hal itulah sebutan
keramik bervariasi seperti gerabah, tembikar, mayolika, email,
keramik putih, terracota, porselin, keramik batu (stoneware),
benda tanah liat, barang pecah-belah, benda api, cermet (keramik-metal),
gelas, semen api, keramik halus, kaca, silikon dan lain sebagainya.
Pengertian keramik dapat pula dipandang dari
bentuk visualnya (wujud rupa), dari bahan material (kimia - fisik) dan
teknologinya (teknik kimia, teknik fisika, teknologi proses, dan lain-lain),
serta dari fungsi praktis, konsep seni dan desain.
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
- Keramik tradisional kerajinan keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin,
dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
- Keramik halus fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical
ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)
Sifat
keramik yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik
adalah britle atau rapuh, hal ini
dapat dilihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas,
kendi, gerabah dan sebagainya, coba kita
jatuhkan piring yang terbuat dari keramik dan bandingkanlah dengan
piring dari logam, pasti keramik yang paling mudah pecah, walaupun sifat ini
tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.
Sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang
terdiri dari clay, flint dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200º
C, keramik engineering seperti
keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 2000º C. Kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu
faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
Bila
ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), keramik dapat
digolongkan dalam lingkup silika enjinering (Teknik Kimia) karena
bahan materialnya menjadi titik pusat perhatian dan karakteristiknya. Bisa juga
digolongkan dalam lingkup fisika enjinering (Teknik Fisika), hal
ini bila ditinjau dari sifat fisik dan cara pemanasan atau pembakarannya.
Pusat
keramik Belanda (IJmuiden), The Keramik Research Centre (CRC),
pengembang industri keramik suhu tinggi atau refraktory, yakni pengembangan
teknis keramik dan pengolahan bubuk keramik, semacam produk anorganik, semisal
penggunaan kembali slags dan bahan
limbah. CRC didirikan pada 1948 dan mempekerjakan tim dari sekitar 40 peneliti
dan profesional pengembangan produk yang terlibat dalam rekayasa proses, fisik
dan kimia bahan analisis, penelitian dan desain produk. Para ahli keramik
negara maju sekarang telah mampu melakukan rekayasa aneka produk untuk proses
suhu tinggi atau bahan dari pengembangan bisnis. Refractory dan kinerja instalasi temperatur
tinggi (downtime), menurut CRC
pemeliharaan instalasi suhu tinggi merupakan biaya cukup tinggi dalam produksi.
Sering kali, seumur hidup refraktory
terbatas adalah alasan yang paling penting untuk melakukan kampanye
pemeliharaan. Dalam banyak kasus, kebutuhan untuk downtime dapat sangat dikurangi dengan mengoptimalkan proses suhu
tinggi sehubungan dengan jendela operasi yang optimal dari lapisan bahan tahan
api untuk memperpanjang masa kelayakan alat dan hidup pekerja keramik. Selain
itu, meningkatkan kinerja instalasi dan pemeliharaan yang baik dapat mengurangi
biaya dengan memilih bahan refraktory
terbaik bagi kondisi proses spesifik (yaitu, suhu, perubahan suhu, atmosfir,
beban mekanik,dll) atau dengan menyesuaikan rancangan pembangunan instalasi
yang efisien. Thermal dan
mekanik pengujian, laboratorium yang
dilengkapi dengan state-of-art teknik
pengujian untuk refraktory, keramik
dan logam. Pengawasan dan pemeriksaan kegagalan instalasi, untuk memahami isu
kegagalan adalah kunci untuk meningkatkan kinerja dari instalasi. Dan merinci
analisis mikrostruktur dapat
memberikan wawasan tentang kimia dan mekanisme fisik yang mempengaruhi produk dan
logam bahan keramik. Dan optimasi
menghasilkan bahan pelapisan produk yang tahan. Proses
industri suhu tinggi memiliki dampak yang besar terhadap umur instalasi. Oleh
karena itu, untuk mengurangi downtime
dan biaya pemeliharaan, prosedur operasi sering diatur oleh kondisi batas untuk
memastikan lama waktu operasi dan stabilitas instalasi. Dalam banyak kasus, batasan ini didasarkan pada
tahun pengalaman operasional dan petunjuk dari produsen refraktory. Namun, kualitas bahan tahan api yang diberikan, kondisi
operasi, dan parameter proses lainnya dapat berubah dari waktu ke waktu. Dalam
rangka untuk memastikan penggunaan yang optimal dari instalasi. Kemampuan dan
hasil dari suatu penyelidikan yang lebih luas dari kondisi proses serta lapisan
refraktori dan konstruksi instalasi memang diperlukan. Dengan cara ini, Pusat
Penelitian Keramik dan para ahli, juga pada proses desain dapat memberikan
dukungan untuk mengoptimalkan prosedur operasi saat ini. Dengan demikian dapat meningkatkan
efisiensi proses energi suhu tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan biaya proses
yang cukup rendah, downtime
pemeliharaan dan pengurangan pemborosan energi. Meningkatkan efisiensi energi
dan mengurangi CO2 emisi
dari proses pembuatan keramik. Memilih bahan terbaik untuk aplikasi temperatur
tinggi sangat penting untuk kinerja. Memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk
memberikan solusi khusus yang dibuat untuk bisa memilih bahan yang paling
memadai untuk instalasi pembuatan produk keramik. Selain itu, peralatan untuk produk, resep, produksi dan pengujian bahan tahan api yang baru didedikasikan untuk spesifik aplikasi. Juga reputasi yang cukup pada karakterisasi bahan yang sangat penting dalam memahami perilaku material. Proses Kristalisasi dapat diprediksi dengan menggunakan model perhitungan kesetimbangan fase. Minerology diterapkan pada baja slag, terak juga merupakan produk limbah berharga.
Iptek- material ini
meneropong berbagai segi keramik modern. Dari bahan baku, bahan mentah, pemrosesan, sampai dengan
analisis dan penerapannya untuk berbagai rekayasa
teknologi mutakhir. Rekayasa canggih tersebut meliputi elektronika dan outomotif
serta komputer, juga akhir-akhir ini telah merambah ke bidang biologi (tulang
dan gigi) yang mengetengahkan keramik modern yang menakjubkan. Dengan demikian
keramik juga termasuk dalam lingkup bidang ilmu Teknik dan MIPA.
Arah baru dari pengembangan riset
bahan keramik pada akhir abad 20 ditandai dengan Iptek-bahan yaitu “Material
Multifungsi” yang penggunaannya teramat banyak, termasuk piranti (komponen)
elektronika (elektro-keramik), komponen bertegangan tinggi dan suhu tinggi
seperti mesin dan cerobong pesawat, komponen untuk industri produksi seperti
permrosesan gelas dan logam serta piranti dari proses manufaktur (alat potong
dan lainnya). Lapisan pelindung pesawat antariksa dan kendaraan hipersonik
Angkatan Laut Amerika memakai bahan multifungsi yang tahan pada suasana oksidatif
dan reduktif serta menghambat suhu dingin dan aliran cepat suhu yang
amat panas (Anton J.H., 1994:100). Gelas-keramik alumunium silikat
sebagai bahan pelapis dan komposit karbon-karbon (C-C), sangat stabil
pada suhu panas 1500°C. Pemrosesan sol-gel sangat baik untuk membuat
bahan-multifungsi misalnya optika silikat, keramik-metal (cermet)
dan lainnya. Selain itu, pengembangan baru IPTEKS yang menggabungkan
biologi, kimia-fisik dan DNA-rekombinan, para ahli telah dapat
menciptakan bahan untuk perbaikan enamel gigi manusia.
Keramik juga telah banyak
digunakan sebagai material pengganti dalam ilmu kedokteran gigi[2].
Hal ini meliputi material untuk Mahkota gigi, tambalan dan gigi tiruan. Tetapi,
kegunaannya dalam bidang lain dari pengobatan medis tidak terlihat begitu
banyak bila dibandingkan dengan logam dan polimer. Hal ini dikarenakan
ketangguhan retak yang buruk dari keramik yang akan sangat membatasi
penggunaannya untuk aplikasi pembebanan. Sepertinya material keramik sedikit
digunakan untuk pengganti tulang sendi (joint replacement), perbaikan
tulang (bone repair) dan penambahan tulang (augmentation). Penggunaan keramik dan
gelas berupa bahan alumina, zirconia
dan bioactive glasses untuk pengganti
tulang sendi, calcium phosphates
untuk perbaikan dan penambah tulang serta pelapisan pada logam yang digunakan. Komposit
Bis-gma-quartz / silica dan restorasi
dental composite PMMA-glass fillers
Dental cements.
Keramik
telah banyak digunakan sebagai material pengganti dalam ilmu kedokteran gigi.
Hal ini meliputi material untuk Mahkota gigi, tambalan dan gigi tiruan. Tetapi,
kegunaannya dalam bidang lain dari pengobatan medis tidak terlihat begitu
banyak bila dibandingkan dengan logam dan polimer. Hal ini dikarenakan
ketangguhan retak yang buruk dari keramik yang akan sangat membatasi
penggunaannya untuk aplikasi pembebanan. Sepertinya material keramik ini
sedikit digunakan untuk pengganti tulang sendi (joint replacement),
perbaikan tulang (bone repair) dan penambahan tulang (augmentation).
Sedangkan biomaterial komposit yang sangat cocok dan
baik digunakan di bidang kedokteran gigi adalah sebagai material pengganti atau
tambalan gigi. Walaupun masih terdapat material komposit lain seperti komposit
karbon-karbon dan komposit polimer berpenguat karbon yang dapat digunakan pada
perbaikan tulang dan penggantian tulang sendi karena memiliki nilai modulus
elastis yang rendah, tetapi material ini tidak menampakkan adanya kombinasi
dari sifat mekanik dan biologis yang sesuai untuk aplikasinya. Tetapi juga,
material komposit sangat banyak digunakan untuk prosthetic limbs (tungkai
buatan), dimana terdapat kombinasi dari densitas/berat yang rendah dan kekuatan
yang tinggi sehingga membuat material ini cocok untuk aplikasinya.
Teknologi
canggih dan eksperimentasi terus berlangsung dan kemudian Zircone-Y
merupakan hasil temuan cemerlang, sehingga para ahli mampu menjadikan keramik
sebagai bahan mentah terkeras dan sangat kuat, tahan terhadap goresan, panas
dan berbagai bentuk efek kimia dan mekanik.
Temuan tersebut telah
diterapkan dan dimanfaatkan oleh pabrik jam tangan merek Rado La Coupole
‘Ceramique’ dipadukan dengan batu sapir dan oksidasi
metal serta kilauan berlian di beberapa sudutnya membuat nyaman dan menyatu
dengan keindahan desain. Lalu pemanfaatan tulang sebagai komposit keramik yang
mengandung serat organik (kolagen) dan mineral, merupakan bahan baku
(biologi-material) yang cukup potensial. Dan kini telah dimanfaatkan oleh
perusahaan patungan dalam negeri yaitu PT. Han Kook Keramik Indonesia,
yang meramu tulang sapi dengan tanah liat sebagai bahan baku peralatan rumah
tangga.
Ragam Jenis Keramik
Dalam pembahasan keramik,
perlu kiranya dikelompokkan ragam jenis keramik yang pembagiannya berdasarkan bahan
(material) dan mutunya, lalu dari strukturnya. Dari bahan dan mutunya dapat
dibedakan:
1) Gerabah atau terracotta ( Bhs. Itali = tanah liat bakar), earthenware
( Bhs. Inggris), aardewerk
(Bhs. Belanda), terbuat dari tanah liat
yang plastis dan mudah dibentuk dengan tangan, yang dibakar di bawah suhu dilapisi glasir, semen,
cat atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk golongan keramik yang
berkualitas rendah. Sebutan “gerabah lunak” karena dibakar dibawah 1000º C.
Keramik jenis ini struktur dan teksturnya rapuh, kasar dan terdapat pori-pori,
sehingga untuk dapat kedap air biasanya 1000°C dan disebut “gerabah keras”
karena dibakar 1000°C. Contoh gerabah misalnya: bata, genteng, paso, periuk, anglo, celengan, pot,
kendi, gentong, dll. Genteng-genteng yang terbaru kini telah berglasir
warna-warni yang cukup menarik dan menambah kekuatan dan mutunya. Ada pula
sebutan “gerabah halus” dikarenakan pembuatannya halus dan tampak indah atau
hiasannya menonjol. Sedangkan disebut “gerabah kasar” disebabkan tanpa hiasan
atau polos, misalnya bata. Sebutan sebagai “gerabah padat” karena dibakar
sampai 1200°C.
2) Keramik Batu atau stoneware ( Bhs. Inggris), steengoet ( Bhs. Belanda), terbuat
dari campuran tanah plastis dengan tanah refractory (tahan suhu tinggi)
sehingga pembakarannya pun meningkat dari suhu pijar 1200ºC hingga 1300ºC.
Seperti nama yang disandangnya, sebagai “keramik batu”, benda jenis golongan
ini mempunyai struktur dan tekstur yang
kokoh, kuat, padat dan berat seperti
batu. Keramik batu ini termasuk golongan keramik kualitas madya atau
menengah. Jenis keramik ini sering disebut pula sebagai “gerabah padat” yang
dipijar sampai suhu 1200ºC.
3) Porselin atau poslen, porcelain ( Bhs. Inggris
), termasuk jenis keramik bakaran tinggi suhu pijar 1350º C atau 1400º C bahkan
ada yang lebih tinggi lagi hingga 1500ºC. Bahan yang dipergunakan adalah lempung
murni berwarna putih / terang yang bersifat refractory
seperti kaolin ( Bhs. China: Kaoling), alumina dan silika. Badan
porselin setelah dibakar berwarna putih dan bahkan bisa tembus cahaya dan
seringkali disebut sebagai “keramik putih”. Pengembara Venesia, Marco Polo, menciptakan nama porselin
ketika pertama kalinya melihat bahan
ajaib itu di Asia, yaitu dalam perjalanannya ke Istana Kublai Khan. Ia menamakannya “porcellana” atau kulit kerang karena
permukaannya seperti gelas dan keras (Herman, 1984:6). Porselin yang tampaknya
tipis dan rapuh, sebenarnya mempunyai kekuatan, dimana struktur dan teksturnya
padat dan rapat serta keras seperti gelas, karena dipijar suhu tinggi dan
terjadi vitrifikasi (penggelasan).
Secara teknis, keramik ini mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus, disamping
mempunyai daya tarik khusus dalam hal keindahan dan kelembutan khas porselin.
Juga bahan porselin yang putih tersebut sangat peka dan cemerlang terhadap
warna glasir serta semakin tinggi suhu pijarnya semakin nyaring bunyinya bila body keramik di pukul / terbentur benda logam.
4) Keramik Baru atau New Ceramic, adalah jenis
keramik yang bersifat teknis ( Sumitro:
1984 ) , diproses untuk keperluan teknologi (canggih) seperti peralatan mobil ( busi), perlengkapan listrik (zekering, kompor), bahan konstruksi,
piranti komputer, dapur tinggi, cerobong pesawat, kristal-optik, keramik-metal (cermet),
keramik-multilapis, keramik- multifungsi, komposit-keramik, silikon, bio-keramik,
keramik- magnetik, gigi porselin, dll. Bentuk dan material keramik
disesuaikan dengan keperluan yang
bersifat teknis, seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan dingin, isolator, pelapis, piranti lunak atau komponen teknis lainnya.
Dari Segi Struktur dibedakan:
1) Keramik berat, adalah jenis keramik yang memiliki struktur dan tekstur yang kasar serta
berbobot ( relatif berat ). Keramik yang rapuh dan berpori-pori termasuk juga
dalam kelompok ini. Produk “ keramik berat” ini contohnya adalah mortar, bata, hong, semen, gibs, benda tahan api (bata
api), abrasive, insulator dan lain sebagainya.
2) Keramik halus, adalah produk keramik yang mempunyai kesan halus dan lembut, berbobot
ringan, strukturnya kokoh dan kuat, benda kedap air, juga benda yang memiliki
nilai keindahan dan seni. Contoh “keramik halus” seperti porselin, saniter,
kaca, glasir, ubin atau tegel keramik, peralatan makan dan minum (tableware), vitrous teknik, keramik-metal,
sircon, patung, guci, vas bunga, kap lampu, pewadahan IC pada komputer dan elektronik, kristal dan lainnya.
3) Keramik galian, meliputi bahan-bahan mentah dan galian seperti kaolin, feldspar, silika,
sircon, gibs, kapur, bauxite,
ballclay, batu bara, marmer, pumice,
magnesit, lempung, silimanit,
andalusit, titan, timbel, nikel, mangan, alumunium dan lain sebagainya.
Standar Industri
Dalam kaitannya dengan keramik
pakai, khusus dibuat untuk tujuan yang bersifat praktis dan fungsional, terutama untuk kebutuhan
sehari-hari. Sebagai “seni pakai”
keramik jenis ini merupakan produk hasil dari suatu rancangan atau
desain, baik untuk keperluan yang bersifat fisik atau material seperti
peralatan rumah tangga ( wadah atau perabotan), maupun sebagai bahan dan
komponen suatu rancang bangun. Keramik pakai bersifat umum denganj kegunaan
khusus dan bervariasi, dimana setiap produknya mementingkan segi praktis dan
fungsi yang optimal serta efisien. Karena bersifat umum yaitu untuk kepentingan
masyarakat luas, maka keramik pakai
harus memenuhi standar industri yang berlaku di setiap negara. Kalau dalam negeri
disebut Standar Industri Indonesia ( SII
) atau Standar Nasional Indonesia ( SNI
), ada pula Standar Industri Internasional yang berlaku, misalnya ISO, dll. Semua itu untuk melindungi
kepentingan konsumen, apalagi kini telah ada undang-undang yang mengatur hal
itu. Dan para pengusaha harus melaporkan secara kontinyu hasil produksinya ke
Departemen terkait disamping untuk pengendalian mutu dan pengontrolan serta sebagai obyek pajak. Benda-benda keramik pakai diproduksi oleh mesin-mesin (pabrik) yang
menghasilkan produk massal dengan bentuk serupa (standar) dan diawasi oleh
pemerintah atau lembaga konsumen. Hal-hal yang tercantum dalam SII atau SNI biasanya meliputi ruang lingkup dan prosedur, definisi,
klasifikasi, cara pengambilan contoh (sample),
cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan, cara pengemasan, dilengkapi
dengan tabel-tabel dan gambar-gambar (lihat di SII / SNI).
1) Praptopo Sumitro, dkk, Keramik, Balai Besar Keramik, Bandung, 1984, hal 15
mantap
BalasHapus