MEMBERSIHKAN QALBU - MENYUCIKAN
HATI
oleh
AGUS
MULYADI UTOMO
Hidup dan Seni:goesmul.blogspot.com
Sesungguhnya hanya dengan ruhani/hati/qalbu yg sucilah yang bisa sampai
kepadaNya (Allah SWT). Tentu standar kesucian ruhani ini harus ada. Yg sudah
jelas dan “terjamin” kesuciannya adalah ruhani Rasulullah SAW, karena telah disucikan oleh Allah SWT, yg sempurna dan dapat pula menyempurnakan
ruhani manusia lainnya. Selanjutnya melalui keruhanian Rasulullah SAW itu pulalah yg dapat mensucikan ruhani ummat Islam yg beriman dgn metode dzikrullah yaitu melalui ilmu tarekat (jalan-Nya / metode-Nya). Dan Ruhani Rasul sebagai wasilah akbar dan ikutan yang baik. Ber-imam-imam-an secara ruhani, sambung menyambung dari Nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman dan bertali-hubungan antar
generasi ke generasi atau dari berbagai masa dgn membawa bendera kepemimpinan
(sebagai khalifah)
dizamannya, pada akhirnya ruhani-ruhani ummat Islam yg beriman tersebut bergabung dan bermuara kepada ruhani Rasul (Arwahul muqadashah Rasululluh SAW). Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits: “Bahwa sesungguhnya bagi
tiap-tiap sesuatu itu ada alat dan cara mencucinya, maka sesungguhnya alat dan cara
mencucikan hati nurani adalah dzikrullah” tentu melalui jalan tarekatullah.
Hati sanubari merupakan pokok pangkal tumpuan amal-ibadat, Rasulullah SAW bersabda: “Di
dalam Bani Adam itu ada segumpal
darah (hati / qolbu), kalau ini suci, sucilah
semua amalannya, kalau ini kotor, kotorlah semua amalannya”. Juga “Dalam tubuh manusia ada segumpal darah / daging, bila ia baik maka baiklah seluruh
tubuh / jasad, bila ia jelek / rusak maka rusaklah seluruh jasad, ingat !
itulah qalbu “ (HR. Bukhari). Hadits menjelaskan lebih lanjut “Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika kondisinya baik, maka baiklah seluruh
jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ingatlah, dia adalah hati”.Karena hati ini-lah yg pada umumnya akan
memerintahkan anggota-anggota seluruh tubuh (otak, tangan, kaki dan lainnya)
untuk Karena hati ini-lah yg pada umumnya akan memerintahkan anggota-anggota
seluruh tubuh (otak, tangan, kaki dan lainnya) untuk melakukan sesuatu, juga
dapat memerintahkan otak untuk berfikir dan berbuat sesuatu; Maka hati harus diwaspadai ! Jikalau sudah berniat buruk maka seluruh
anggota badan akan mengikutinya.
Hati haruslah sering dibersihkan
dari hal-hal yg kurang baik dengan cara ber-taubat menggunakan metode dzikirullah.Segalanya tentu dan harus sesuai
dgn ajaran Islam. Apalagi untuk mendekat pada Allah SWT yg Maha Suci, tentu hati juga haruslah suci, jika penuh
dgn gelimang dosa dan niat yg buruk pasti akan tertolak. Hanya hati yg suci, lunak dan
tenang yg dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.QS. Al Fajr:27-30 “Yaa ayyutuhan nafsul muthmaina. Irji’ii ilaa robbiki
roodhiyatan mardhiyah. Faad khulii fii’ibaadii.
Wad khulii jannatii”, artinya: ”Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci), kembalilah
kamu kepada Tuhanmu, dengan (hati) ridha dan diridhoi (Allah). Maka masuklah kamu dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kamu
ke dalam syorgaKu”. Metode atau cara berhubungan dgn Allah, sebagai rahasia
teknis dari pelaksanaannya bagi orang yg memang memerlukan petunjuk / bimbingan. Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Qudsi yg artinya: “Tidak dapat bumi dan langit-Ku menjangkau /
memuat akan zat-Ku / membawa asma-Ku (kalimah-Ku), melainkan yg dapat
menjangkaunya / memuat ialah hati hamba-Ku yg mukmin / suci, lunak dan tenang “ ( Hadist Qudsi, R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih).
Pada masa kini sudah tidak ada lagi yg namanya Nabi, yg ada adalah “Al Ulama Warasathul Ambiya” yaitu Ulama Pewaris Nabi, yg fungsinya juga sama. Hadits menyebutkan “Ulama itu adalah pewaris-pewaris para Nabi “ (H.R. Abu Daud, At Tarmizi, Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban). Juga dalam Q.S At Taubah : 128 – 129: “La qod jaa akum rosuulum min anfusikum “ziizun ‘alaihi maa ‘anittum harisshun
‘alaikum bil mu’miniina ra uufur rohiim. Fa in tawallau fa qul hasbiyallaa hu
laa ilaaha illa hu wa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa robbul ‘arsyil ‘azhiim”, artinya: “Sesungguhnya telah datang
kepada kamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat baginya penderitaan kamu lagi sangat mengharapkan
kebaikan bagi kamu, sangat penyantun dan penyayang kepada orang-orang mukmin.
Maka jika mereka berpaling, maka katakanlah, Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan
selain Dia. Hanya kepada-Nya aku ber-tawakkal, dan Dia adalah Tuhan yg
memiliki “arasy yg agung”. Panggilan kepada orang beriman &
mendekatkan diri kepada Allah SWT, dlm QS Al Maidah : 35 : “Yaa ayyuhal ladzina aamanut
taqullaaha wabtaghuu ilaihi washilata wajaahiduu fii sabiilihi la’alakum tuflihuun”, artinya:
“Wahai orang-orang yg beriman (percaya), taqwalah (taat / patuh) engkau
akan Allah, temukan / carilah wasilah (cara
mendekatkan diri / metode / chanel) yg akan menyampaikan engkau langsung ke hadirat
Allah SWT. Sungguh-sungguhlah beramal (berjuang / istiqomah) di atas jalan Allah itu, niscaya engkau akan mendapat kemenangan”.
Diterangkan lebih lanjut dlm hadits : “Adakanlah (jadikanlah) dirimu (ruhanimu) beserta Allah, jika engkau belum bisa menjadikan dirimu (ruhanimu) beserta Allah, maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yg beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yg menghubungkan
engkau langsung kepada Allah” (HR. Abu Daud). Diterangkan lebih lanjut juga dalam sebuah hadits : “Adakanlah (jadikanlah) dirimu (ruhanimu) beserta Allah, jika engkau belum bisa menjadikan dirimu (ruhanimu) beserta Allah, maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yg beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yg menghubungkan
engkau langsung kepada Allah” (HR. Abu Dawud).
Petunjuk
Allah SWT tidak diberikan kpd semua orang, artinya harus
ada usaha pendekatan atau pencarian. Allah sendiri yg telah
menunjukkan jalan atau menyesatkan jalan. QS. Al Kahfi: 17 “May yahdillaahu fahuwal muhtadi wa may yudhlil falan
tajidalahu waliyam
mursyidaa” yang artinya: “Barang siapa yang diberi
petunjuk oleh Allah dialah yang mendapat petunjuk dan siapa yang
dibiarkannya sesat, maka tidak ada seorang Wali-Mursyid pun (seorang Guru / pembimbing ruhani / pemimpin / Imam) yang memberi
petunjuk”.QS. Al Muddatssir: 31 yang artinya: “Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan menunjukkan kepada orang yang Dia kehendaki”. QS. An Nuur: 21 disebutkan yang artinya: “ Kalau tidak karena anugrah Allah terhadap kamu dan rahmatNya, maka tidak satupun
diantara kamu yang bersih selama-lamanya. Tetapi sesungguhnya Allah membersihkan siapa-siapa yang dikehendakiNya.
Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Sumber utama keruhanian dalam Islam adalah
keruhanian Rasulullah SAW yg dilanjutkan oleh para penerusnya / pewarisnya
yakni para Khalifah
Rasulullah, yg masa kini oleh para Ahli Silsilah atau Ulama-ulama Pewaris - Nya, yg
sambung-menyambung sampai akhir zaman. Firman Allah SWT yg menunjukkan adanya khalifah yg tetap hidup di muka bumi seperti berikut
dlm QS. Al Baqarah : 30
artinya: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi”. Pada masa kini pemahaman
keruhanian (ruh-gaib) banyak ditinggalkan kaum muslimin dan lebih banyak
mengutamakan pada segi-segi lahiriyah atau jasmani atau rasionya saja serta yg
bersifat ilmu sosial-ekonomi-kemasyarakatan. Berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits hubungan (kontak) ruhaniah
antara orang yg hidup dengan orang yg mati bisa dilakukan seperti sabda Nabi SAW: artinya: ”Tiada seseorang memberi salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku kepadaku,
hingga kukembalikan (kujawab) salamnya itu” (HR. Muslim). Dalam hadits tsb diterangkan bahwa setiap
salam orang yg hidup kepada Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat, akan dijawab beliau, sama halnya
dimasa hidupnya, karena menurut hadits lainnya Nabi-nabi hidup dalam kuburnya. Sebagai suatu bentuk
“kepastian” adanya kontak antara orang hidup dengan orang mati walaupun jarak
dan waktunya berabad-abad lamanya. Lebih lanjut dlm firman Allah SWT
QS. Ali Imran: 169 “Wa laa
tahsabannal ladziina qutiluu fii sabilillaahi amwaatam bal ahyaa-un
‘indarabbihim yurzaquun” yg artinya: ” Dan janganlah kamu anggap mati orang-orang yg gugur di
jalan Allah, bahkan mereka itu hidup di
sisi Tuhannya dan diberi rezeki”. Hubungan yg bersifat ruhaniah dapat dijelaskan
dalam peristiwa Isra’ Mi’raj dan menurut tafsir Al-Futuhatul
Ilahiah,dikatakan bahwa: “ Beliau (Nabi Muhammad SAW), menjadi imam bagi Nabi-nabi, Malaikat dan Ruh-ruh orang yang beriman ”.Hadits yg artinya: “Kemudian
aku pun memasuki Baitul Maqdis. Maka berhimpunlah sejumlah Nabi-nabi a.s.
(disekitarku), Jibril pun mengemukakan aku maju ke depan, sehingga aku pun
mengimami mereka” (HR. Anas bin
Malik). Ketika Nabi SAW dilangit pertama, menurut hadits Bukhari dan Muslim, beliau bertemu dgn Nabi Adam, dilangit ke dua bertemu dgn Nabi Yahya dan Nabi Isa, di langit ketiga bertemu
dgn Nabi Yusuf, di langit keempat bertemu dgn Nabi Idris, di langit kelima bertemu dgn Nabi Harun, dilangit keenam bertemu dgn Nabi Musa dan di langit ketujuh bertemu dgn Nabi Ibrahim ‘alaihimussalam. Selanjutnya hadits menerangkan ketika Nabi SAW tiba di Baitul Makdis sholat bersama Nabi-nabi, Malaikat dan Ruh-ruh orang mukmin dan beliau menjadi Imamnya. Berhubungan
ruhani, Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada ummatnya dikemudian hari
supaya mengikuti Abu Bakar Shiddiq, Umar, Utsman dan Ali, sebagaimana tertuang dlm hadits artinya: “Ikut kamulah sunnahKu, dan sunnah khalifah-khalifah yang
cerdas (Abu Bakar,
Umar, Ustman dan Ali) sesudahku, berpegang teguhlah kamu
kepadanya, dan gigitlah dia dengan gerahammu kuat-kuat !” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmudzi, disahihkan
oleh Al Hakim).Dlm daftar Silsilah tarekat yg mukthabarah umumnya bersumber dari 4 khalifah
Rasulullah (di atas).QS. Yunus: 14 “Tsumma ja’alnaakum khalaa-ifa fil ardhi mim ba’dihim li
nanzhura kaifa ta’maluun” artinya: “Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti di bumi sesudah mereka untuk
Kami perhatikan apa yg kamu kerjakan”. Nabi Muhammad SAW sangat mengetahui keadaan
ummatnya, amal baiknya, kejahatannya dan semua tingkah lakunya. Karenanya
pulalah di hari kemudian beliau bertindak menjadi saksi atas perbuatan
ummatnya. Beliau bersabda: “Hidupku lebih baik bagi kamu, kamu dapat bercakap-cakap dan
Ia pun dapat bercakap-cakap dengan kamu. Maka apabila saya wafat, kewafatanku
itu lebih baik bagi kamu. Amal-amal kamu akan disampaikan kepadaku. Jika
kulihat baik, maka aku memuji Allah. Dan jika kulihat tidak baik, maka aku
meminta ampunkan kamu kepada Allah”. Hadits yg diriwayatkan Ibnu Mas’ud dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mengitari bumi,
mereka menyampaikan salam ummatku kepadaku”.
Akhir
zaman tidak dikenal lagi kedasyatan Al Islam, karena unsur metafisika Islam yg terdapat dlm teknologi Al Qur’an atau unsur ruhaniah ini
diabaikan, bahkan tidak
dikenal atau tidak diketahui sama
sekali. Benarlah firman Allah SWT, QS. Al
Waqi’ah : 79 firman Allah SWT : “Laa yamassuhuu illah
muthahharuun” artinya: “Al Qur’an tidak dapat disentuh (tidak
dapat dimanfaatkan dan tidak berjaya) kecuali bagi orang yang disucikan (lahir dan batinnya /
jasmani-ruhaninya)”.Perlu
pemikiran masuk akal (ilmiah) dlm memahami. Dalam hadits “ Al Islaamu ya’luu walaa yu’laa
‘alaihi” artinya: “Islam adalah sangat tinggi,
tiada yang dapat melebihinya” (HR. Imam Bukhari),
disebutkan juga: “Al
Islaamu ‘ilmiyyyun wa ‘amaliiyyun”
artinya: “Islam adalah Ilmiah dan Amaliah” (HR. Imam Bukhari).
Pengamalan
dzikir dalam tarekat tidak
banyak diketahui
dan bahkan dianggap
sesuatu yg asing dan baru. Hadits Riwayat Imam Bukhari menyebutkan: “Orang Islam di akhir zaman tidak mengenal lagi akan Islamnya yang sebenarnya” (HR. Bukhari). Sabda Rasulullah SAW : “Bada-a al Islaamu ghariiban wa
saya’uudu kamaa bada-a ghariiban fathuubaa lil ghurabaa-i” artinya: “Islam muncul dalam keadaan asing dan bakal kembali menjadi asing (juga asing bagi orang Islam sendiri), sebagaimana pemunculannya. Maka beruntunglah
/ bergembiralah bagi orang-orang yang
dianggap asing” (HR. Muslim dari Abu Hurairah). Ummat pun bertanya, ditanyakan: “Siapakah orang-orang asing itu ? Rasulullah bersabda:
“yaitu orang-orang yang memperbaiki sunnahku yang dirusak manusia dan orang-orang yang menghidupkan sunnahku yang dibunuh manusia”.
goesmul@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar