Laman

Pengikut

Jumat, 23 Maret 2012

Membersihkan Qalbu Mukmin

MEMBERSIHKAN   QALBU - MENYUCIKAN HATI
 
 
 oleh
AGUS MULYADI UTOMO
Hidup dan Seni:goesmul.blogspot.com
 
          Sesungguhnya hanya dengan ruhani/hati/qalbu yg sucilah yang bisa sampai kepadaNya (Allah SWT). *Tentu standar kesucian ruhani ini harus ada. *Yg sudah jelas dan “terjamin  kesuciannya adalah ruhani Rasulullah SAW, karena telah disucikan oleh Allah SWT, yg sempurna dan dapat pula menyempurnakan ruhani manusia lainnya. *Selanjutnya melalui keruhanian Rasulullah SAW itu pulalah yg dapat mensucikan ruhani ummat Islam yg beriman dgn metode dzikrullah yaitu melalui ilmu tarekat (jalan-Nya / metode-Nya).  Dan *Ruhani Rasul sebagai wasilah akbar dan ikutan yang baik. *Ber-imam-imam-an secara ruhani, sambung menyambung dari Nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman dan bertali-hubungan antar generasi ke generasi atau dari berbagai masa dgn membawa bendera kepemimpinan (sebagai khalifah) dizamannya, pada akhirnya ruhani-ruhani ummat Islam yg beriman tersebut bergabung dan bermuara kepada ruhani Rasul (Arwahul muqadashah Rasululluh SAW). *Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits: Bahwa sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat dan cara mencucinya, maka sesungguhnya alat dan cara mencucikan hati nurani adalah dzikrullah tentu melalui jalan tarekatullah. 
           *Hati sanubari merupakan pokok pangkal tumpuan amal-ibadat, Rasulullah SAW bersabda: “Di dalam Bani Adam itu ada segumpal darah (hati / qolbu), kalau ini suci, sucilah semua amalannya, kalau ini kotor, kotorlah semua amalannya”. Juga  Dalam tubuh manusia ada segumpal darah / daging, bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh / jasad, bila ia jelek / rusak maka rusaklah seluruh jasad, ingat ! itulah qalbu “ (HR. Bukhari). Hadits menjelaskan lebih lanjut “Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika kondisinya baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ingatlah, dia adalah hati”.Karena hati ini-lah yg pada umumnya akan memerintahkan anggota-anggota seluruh tubuh (otak, tangan, kaki dan lainnya) untuk Karena hati ini-lah yg pada umumnya akan memerintahkan anggota-anggota seluruh tubuh (otak, tangan, kaki dan lainnya) untuk melakukan sesuatu, juga dapat memerintahkan otak untuk berfikir dan berbuat sesuatu;  Maka hati harus diwaspadai ! Jikalau sudah berniat buruk maka seluruh anggota badan akan mengikutinya. 
           Hati haruslah sering dibersihkan dari hal-hal yg kurang baik dengan cara ber-taubat menggunakan metode dzikirullah.*Segalanya tentu dan harus sesuai dgn ajaran Islam. Apalagi untuk mendekat pada Allah SWT yg Maha Suci, tentu hati juga haruslah suci, jika penuh dgn gelimang dosa dan niat yg buruk pasti akan tertolak. Hanya hati yg suci, lunak dan tenang yg dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.*QS. Al Fajr:27-30 “Yaa ayyutuhan nafsul muthmaina. Irji’ii ilaa robbiki roodhiyatan mardhiyah. Faad khulii fii’ibaadii.  Wad khulii jannatii”, artinya: ”Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci), kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dengan (hati) ridha dan diridhoi (Allah). Maka masuklah kamu dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kamu ke dalam syorgaKu”. *Metode atau cara berhubungan dgn Allah, sebagai rahasia teknis dari pelaksanaannya bagi orang yg memang memerlukan petunjuk /  bimbingan. Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Qudsi yg artinya: “Tidak dapat bumi dan langit-Ku menjangkau / memuat akan zat-Ku / membawa asma-Ku (kalimah-Ku), melainkan yg dapat menjangkaunya / memuat ialah hati hamba-Ku yg mukmin / suci, lunak dan tenang “ ( Hadist Qudsi, R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih). * 
          Pada masa kini sudah tidak ada lagi yg namanya Nabi, yg ada adalah “Al Ulama Warasathul Ambiya” yaitu Ulama Pewaris Nabi, yg fungsinya juga sama. Hadits menyebutkan “Ulama itu adalah pewaris-pewaris para Nabi “ (H.R. Abu Daud, At Tarmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). *Juga dalam Q.S  At Taubah : 128 – 129: “La qod jaa akum rosuulum min anfusikum  “ziizun ‘alaihi maa ‘anittum harisshun ‘alaikum bil mu’miniina ra uufur rohiim. Fa in tawallau fa qul hasbiyallaa hu laa ilaaha illa hu wa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa robbul ‘arsyil ‘azhiim”, artinya: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, terasa berat baginya penderitaan kamu lagi sangat mengharapkan kebaikan bagi kamu, sangat penyantun dan penyayang kepada orang-orang mukmin. Maka jika mereka berpaling, maka katakanlah, Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku ber-tawakkal, dan Dia adalah Tuhan yg memiliki  arasy yg agung”.  *Panggilan kepada orang beriman & mendekatkan diri kepada Allah SWT, dlm QS Al Maidah : 35 : “Yaa ayyuhal ladzina aamanut taqullaaha wabtaghuu ilaihi washilata wajaahiduu fii sabiilihi la’alakum  tuflihuun”, artinya: “Wahai orang-orang yg beriman (percaya), taqwalah (taat / patuh) engkau akan Allah, temukan / carilah wasilah (cara mendekatkan diri / metode / chanel) yg akan menyampaikan engkau langsung ke hadirat Allah SWT. Sungguh-sungguhlah beramal (berjuang / istiqomah) di atas jalan Allah itu, niscaya engkau akan mendapat  kemenangan”. 
*Diterangkan lebih lanjut dlm hadits : Adakanlah (jadikanlah) dirimu (ruhanimu) beserta Allah, jika engkau belum bisa menjadikan dirimu  (ruhanimu) beserta Allah, maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yg beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yg menghubungkan engkau langsung kepada Allah  (HR. Abu Daud). Diterangkan lebih lanjut juga dalam sebuah hadits : Adakanlah (jadikanlah) dirimu (ruhanimu) beserta Allah, jika engkau belum bisa menjadikan dirimu  (ruhanimu) beserta Allah, maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yg beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yg menghubungkan engkau langsung kepada Allah  (HR. Abu Dawud). 
 *          Petunjuk Allah SWT tidak diberikan kpd semua orang, artinya harus ada usaha pendekatan atau pencarian. Allah sendiri yg telah menunjukkan jalan atau menyesatkan jalan. *QS. Al Kahfi: 17 “May yahdillaahu fahuwal muhtadi wa may yudhlil falan tajidalahu waliyam mursyidaa yang artinya: “Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah dialah yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkannya sesat, maka tidak ada seorang Wali-Mursyid pun (seorang Guru / pembimbing ruhani / pemimpin / Imam) yang memberi petunjuk”.*QS. Al Muddatssir: 31 yang artinya:  “Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan menunjukkan kepada orang yang Dia kehendaki”. *QS. An Nuur: 21 disebutkan yang artinya: “ Kalau tidak karena anugrah Allah terhadap kamu dan rahmatNya, maka tidak satupun diantara kamu yang bersih selama-lamanya. Tetapi sesungguhnya Allah membersihkan siapa-siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.* 
            Sumber utama keruhanian dalam Islam adalah keruhanian Rasulullah SAW yg dilanjutkan oleh para penerusnya / pewarisnya yakni para Khalifah Rasulullah, yg masa kini oleh para Ahli Silsilah atau Ulama-ulama Pewaris - Nya,  yg sambung-menyambung sampai akhir zaman. *Firman Allah SWT yg menunjukkan adanya khalifah yg tetap hidup di muka bumi seperti berikut dlm  QS. Al Baqarah : 30 artinya: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. *Pada masa kini pemahaman keruhanian (ruh-gaib) banyak ditinggalkan kaum muslimin dan lebih banyak mengutamakan pada segi-segi lahiriyah atau jasmani atau rasionya saja serta yg bersifat ilmu sosial-ekonomi-kemasyarakatan. *Berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits hubungan (kontak) ruhaniah antara orang yg hidup dengan orang yg mati bisa dilakukan seperti sabda Nabi SAW:  artinya: ”Tiada seseorang memberi salam kepadaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku kepadaku, hingga kukembalikan (kujawab) salamnya itu” (HR. Muslim). *Dalam hadits tsb diterangkan bahwa setiap salam orang yg hidup kepada Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat, akan dijawab beliau, sama halnya dimasa hidupnya, karena menurut hadits lainnya Nabi-nabi hidup dalam kuburnya. Sebagai suatu bentuk “kepastian” adanya kontak antara orang hidup dengan orang mati walaupun jarak dan waktunya berabad-abad lamanya. Lebih lanjut dlm firman Allah SWT  QS. Ali Imran: 169 “Wa laa tahsabannal ladziina qutiluu fii sabilillaahi amwaatam bal ahyaa-un ‘indarabbihim yurzaquun  yg artinya: ” Dan janganlah kamu anggap mati orang-orang yg gugur di jalan Allah, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dan diberi rezeki”. *Hubungan yg bersifat ruhaniah dapat dijelaskan dalam peristiwa Isra’ Mi’raj dan menurut tafsir Al-Futuhatul Ilahiah,dikatakan bahwa: Beliau (Nabi Muhammad SAW), menjadi imam bagi Nabi-nabi, Malaikat dan Ruh-ruh orang yang beriman ”.*Hadits yg artinya: Kemudian aku pun memasuki Baitul Maqdis. Maka berhimpunlah sejumlah Nabi-nabi a.s. (disekitarku), Jibril pun mengemukakan aku maju ke depan, sehingga aku pun mengimami mereka” (HR. Anas bin Malik). *Ketika Nabi SAW dilangit pertama, menurut hadits Bukhari dan Muslim, beliau bertemu dgn Nabi Adam, dilangit ke dua bertemu dgn Nabi Yahya dan Nabi Isa, di langit ketiga bertemu dgn Nabi Yusuf, di langit keempat bertemu dgn Nabi Idris, di langit kelima bertemu dgn Nabi Harun, dilangit keenam bertemu dgn Nabi Musa dan di langit ketujuh bertemu dgn Nabi Ibrahim ‘alaihimussalam. Selanjutnya hadits menerangkan ketika Nabi SAW tiba di Baitul Makdis sholat bersama Nabi-nabi, Malaikat dan Ruh-ruh orang mukmin dan beliau menjadi Imamnya. *Berhubungan ruhani, Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada ummatnya dikemudian hari supaya mengikuti Abu Bakar Shiddiq, Umar, Utsman dan Ali, sebagaimana tertuang dlm hadits artinya: Ikut kamulah sunnahKu, dan sunnah khalifah-khalifah yang cerdas (Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali) sesudahku, berpegang teguhlah kamu kepadanya, dan gigitlah dia dengan gerahammu kuat-kuat ! (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmudzi, disahihkan oleh Al Hakim).*Dlm daftar Silsilah tarekat yg mukthabarah umumnya bersumber dari 4 khalifah Rasulullah (di atas).QS. Yunus: 14 “Tsumma ja’alnaakum khalaa-ifa fil ardhi mim ba’dihim li nanzhura kaifa ta’maluun”  artinya: Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti di bumi sesudah mereka untuk Kami perhatikan apa yg kamu kerjakan”. *Nabi Muhammad SAW sangat mengetahui keadaan ummatnya, amal baiknya, kejahatannya dan semua tingkah lakunya. Karenanya pulalah di hari kemudian beliau bertindak menjadi saksi atas perbuatan ummatnya. *Beliau bersabda: Hidupku lebih baik bagi kamu, kamu dapat bercakap-cakap dan Ia pun dapat bercakap-cakap dengan kamu. Maka apabila saya wafat, kewafatanku itu lebih baik bagi kamu. Amal-amal kamu akan disampaikan kepadaku. Jika kulihat baik, maka aku memuji Allah. Dan jika kulihat tidak baik, maka aku meminta ampunkan kamu kepada Allah”. *Hadits yg diriwayatkan Ibnu Mas’ud dari Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mengitari bumi, mereka menyampaikan salam ummatku kepadaku”.
           *Akhir zaman tidak dikenal lagi kedasyatan Al  Islam, karena unsur metafisika Islam yg terdapat dlm teknologi Al Qur’an atau unsur ruhaniah ini diabaikan, bahkan tidak dikenal atau tidak diketahui sama sekali. *Benarlah firman Allah SWT, QS. Al Waqi’ah : 79 firman Allah SWT : “Laa yamassuhuu illah muthahharuun” artinya: Al Qur’an tidak dapat disentuh (tidak dapat dimanfaatkan dan tidak berjaya) kecuali bagi orang yang disucikan (lahir dan batinnya / jasmani-ruhaninya)”.Perlu pemikiran masuk akal (ilmiah) dlm memahami. Dalam haditsAl Islaamu ya’luu walaa yu’laa ‘alaihi” artinya:  Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya  (HR. Imam Bukhari), disebutkan juga: “Al Islaamu ‘ilmiyyyun wa ‘amaliiyyun” artinya:  Islam adalah Ilmiah dan Amaliah (HR. Imam Bukhari). 
*             Pengamalan dzikir dalam tarekat tidak banyak diketahui dan bahkan dianggap sesuatu yg asing dan baru. *Hadits Riwayat Imam Bukhari menyebutkan: Orang Islam di akhir zaman tidak mengenal lagi akan Islamnya yang sebenarnya (HR. Bukhari). *Sabda Rasulullah SAW : “Bada-a al Islaamu ghariiban wa saya’uudu kamaa bada-a ghariiban fathuubaa lil ghurabaa-i” artinya: Islam muncul dalam keadaan asing dan bakal kembali menjadi asing (juga asing bagi orang Islam sendiri), sebagaimana pemunculannya. Maka beruntunglah / bergembiralah  bagi orang-orang yang dianggap asing (HR. Muslim dari Abu Hurairah). *Ummat pun bertanya, ditanyakan: “Siapakah orang-orang asing itu ? Rasulullah bersabda: “yaitu orang-orang yang memperbaiki sunnahku yang dirusak manusia dan orang-orang yang menghidupkan sunnahku yang dibunuh manusia”.         







 
 
 goesmul@gmail.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar