Laman

Pengikut

Selasa, 06 Maret 2012

PENGETAHUAN KERAMIK


PENGETAHUAN  KERAMIK
oleh Agus Mulyadi Utomo 

            Lempung atau tanah liat adalah bahan baku keramik, yang mempunyai sifat plastis dan mudah dibentuk dalam keadaan basah (lembab). Pada umumnya tanah liat memiliki karakter yang tidak menentu dan tidak memperlihatkan sesuatu yang alami seperti yang dimiliki batu dan kayu. Karena sifat-sifat yang penurut itu dan tidak banyak memberikan resistensi apapun sehingga lempung dapat dipergunakan untuk keperluan yang luas dan tidak terbatas, misalnya untuk bangunan, tembok pembatas pekarangan, perabotan rumah tangga, benda-benda teknis, benda-benda hias dan benda-benda ekspresi (seni murni).
          Sebenarnya, apapun yang terkandung dalam suatu benda keramik, baik sebagai benda teknis, benda praktis (pakai), benda estetis, maupun sebagai benda spiritual (magis), semuanya adalah berasal dari daya “imajinasi” penciptanya saja. Namun demikian sifat lempung yang penurut itu, tidak akan banyak bermanfaat apabila tidak didukung oleh ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni untuk merekayasa lempung menjadi keras, kedap air, tahan panas, tahan dingin, awet, berfungsi pakai dan mempunyai bentuk yang indah serta menarik. Disamping itu arah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu keramik sampai sekarang ini telah semakin meluas dan kompleks, sehingga pengertiannya pada masa kini dan mendatang tidak lagi sederhana, dikarenakan riset bahan, seni, sosial-budaya-ekonomi dan teknologi terus bergulir serta berkembang dengan pesatnya di era keterbukaan (kesejagatan / globalisasi) yang sarat dengan persaingan.
Tidak dipungkiri lagi bahwa spesialisasi ilmu terus dilakukan, karena semakin dirasakan perlu untuk dapat lebih mendalaminya dan apalagi akan mengembangkannya. Dunia senirupa, khusus ilmu keramik dalam pandangan seni memerlukan suatu wawasan tertentu untuk memudahkan dalam mendudukkan, mencirikan, mengkonsep penciptaan karya dan memahami akan arah pengembangannya, baik sebagai seni pakai (fungsional), seni kerajinan maupun sebagai seni murni.
Dalam kenyataan sehari-hari, seringkali terlihat secara visual produk atau karya keramik hanya berupa kecenderungan-kecenderungan dan perpaduan dari seni pakai, seni kerajinan dan seni murni. Belum banyak kalangan dan para pegiat senirupa serta keramikus yang mencoba menonjolkan “ciri khas” masing-masing dari ketiga bagian ilmu seni tersebut sebagai spesialisasi ilmu tersendiri. Apalagi kini pandangan seni dan teknologi dalam ilmu keramik ada yang bersifat teknis (fisika & Kimia), ilmu pakai-guna (fungsi praktis), kriya (seni kerajinan) dan ekspresi (seni murni), dimana kini strata pengembangannya pun sangat relatif.
Kebebasan yang teramat besar dan penggunaan yang begitu luas dari pemanfaatan tanah liat, tentu dapat merangsang daya cipta, imajinasi dan pengembangan IPTEKS itu sendiri.
 Sejalan dengan perkembangan budaya manusia, maka kehadiran seni keramik mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Disertai pula kandungan makna dan filosofis serta konsep penciptaan yang semua itu bergayut dengan nilai-nilai yang mencakup segi-segi material, teknologi, ilmu pengetahuan, seni, spiritual, fungsi-fungsi religi, ekspresi pribadi sampai pada kemanusiaan itu sendiri.
Tanah liat atau lempung ternyata memberikan banyak kemungkinan bentuk-bentuk dengan berbagai variasinya, karena bahannya yang mudah dibentuk, termasuk dalam pengungkapan ekspresi dari pancaran emosi dan kesadaran tentang nilai-nilai tertentu yang dianggap bermakna.
Perkembangan keramik Indonesia dewasa ini ditandai dengan perkembangan industri, yang melibatkan banyak desainer dalam perancangan produk yang berkualitas secara massal melalui mesin-mesin berteknologi canggih. Selain keramik yang berada di jalur industri massal, adapula keramik yang diproduksi terbatas oleh kriyawan atau perajin berupa benda hias, benda rumah tangga dan cenderamata. Disamping itu terdapat pula keramik yang dibuat khusus dan benda tersebut merupakan benda tiada duanya atau merupakan satu-satunya di Dunia, yang dibuat oleh seniman individu, benda tersebut sering disebut sebagai benda “ekspresi” yang memiliki daya tarik tersendiri.
 Kelompok perajin dan seniman keramik di Indonesia belumlah berkembang sebagaimana mestinya, bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan industri massal padat modal. Hal ini karena kurangnya apresiasi dan langkanya penyelenggaraan pameran-pameran keramik, disamping itu penguasaan teknologi keramik bakaran madya dan tinggi masih relatif baru di Indonesia.
 Pengembangan konsep penciptaan keramik yang terarah dan berwawasan ke depan kini memang dirasakan perlu untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas dan kualitas keramik. Kebutuhan dan minat terhadap keramik juga perlu ditumbuh kembangkan serta didorong kepermukaan untuk masuk millennium ketiga dan pasar bebas. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan selera pasar melalui seni dan desain, akan dengan sendirinya masa depan perkeramikan, produksi dan penciptaan keramik akan cerah. Sentuhan tangan-tangan trampil yang berwawasan ke depan dan bercitarasa tinggi mempunyai harapan untuk bersaing dalam kegidupan global dan pasar Dunia.
            Buku Dictionary of Art yang ditulis Bernard S. Myers menyatakan bahwa, kata keramik berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “keramos” yang berarti tanah liat (Myers, 1969:429). Dictionary of Art tulisan Mills J.F.M. menyebutkan bahwa kata keramik berasal dari bahasa Gerika yaitu kata “keramikos” yang berarti benda–benda yang terbuat dari tanah liat; yang merupakan suatu istilah umum untuk studi seni dari pottery dalam arti kata yang luas, termasuk segala macam bentuk benda  yang terbuat dari tanah liat dan dibakar serta mengeras oleh api ( Mills, 1965:39). Ruth Lee, dalam bukunya yang berjudul Exploring The World of Pottery menjelaskan bahwa istilah Yunani untuk kata keramik ialah “keramos” yang berasal dari kata “keramikos” suatu daerah di Athena di sekitar pintu gerbang Dypilon tempat tinggal kebanyakan kaum perajin tanah liat, dimana mereka juga bekerja dan menjual keramik (Ruth Lee, 1971:25). Ditelusuri lebih jauh oleh para peneliti, ditemukan bahwa sebenarnya “keramos” itu merupakan nama salah satu dewa di Yunani. Encyclopedia of The Arts menjelaskan bahwa di dalam mitologi Yunani, “Keramos”, adalah putra Dewi Ariaduc (Ariadne) dengan Dewa Baccus, yang merupakan dewa pelindung para pembuat keramik (Runes, 1946:151). Seperti telah diketahui bahwa orang Yunani juga sangat percaya kepada banyak dewa (lihat mitologi Yunani), dimana setiap jenis pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan manusia ada dewa-dewanya yang diharapkan selalu dapat membantu serta melindunginya.
            Keramik pada awalnya berasal dari bahasa yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (yusuf, 1998:2). Umumnya senyawa bahan lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses panas / pembakaran sehingga mengeras. Balai Besar Keramik Bandung, mendefinisikan keramik sebagai berikut:
Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik non - logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya[1]
Definisi keramik yang pengertiannya luas dan umum adalah “bahan-bahan yang dibakar tinggi”, termasuk didalamnya adalah semen, gibs, besi (metal) dan lain sebagainya. Karena hal itulah sebutan keramik bervariasi seperti gerabah, tembikar, mayolika, email, keramik putih, terracota, porselin, keramik batu (stoneware), benda tanah liat, barang pecah-belah, benda api, cermet (keramik-metal), gelas, semen api, keramik halus, kaca, silikon dan lain sebagainya.
Pengertian keramik dapat pula dipandang dari bentuk visualnya (wujud rupa), dari bahan material (kimia - fisik) dan teknologinya (teknik kimia, teknik fisika, teknologi proses, dan lain-lain), serta dari fungsi praktis, konsep seni dan desain.
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
-  Keramik tradisional kerajinan keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
-       Keramik halus fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)
            Sifat keramik yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat dilihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba kita  jatuhkan piring yang terbuat dari keramik dan bandingkanlah dengan piring dari logam, pasti keramik yang paling mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. Sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200º C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000º C. Kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
Bila ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), keramik dapat digolongkan dalam lingkup silika enjinering (Teknik Kimia) karena bahan materialnya menjadi titik pusat perhatian dan karakteristiknya. Bisa juga digolongkan dalam lingkup fisika enjinering (Teknik Fisika), hal ini bila ditinjau dari sifat fisik dan cara pemanasan atau pembakarannya.
Pusat keramik Belanda (IJmuiden), The Keramik Research Centre (CRC), pengembang industri keramik suhu tinggi atau refraktory, yakni pengembangan teknis keramik dan pengolahan bubuk keramik, semacam produk anorganik, semisal penggunaan kembali slags dan bahan limbah. CRC didirikan pada 1948 dan mempekerjakan tim dari sekitar 40 peneliti dan profesional pengembangan produk yang terlibat dalam rekayasa proses, fisik dan kimia bahan analisis, penelitian dan desain produk. Para ahli keramik negara maju sekarang telah mampu melakukan rekayasa aneka produk untuk proses suhu tinggi atau bahan dari pengembangan bisnis. Refractory dan kinerja instalasi temperatur tinggi (downtime), menurut CRC pemeliharaan instalasi suhu tinggi merupakan biaya cukup tinggi dalam produksi. Sering kali, seumur hidup refraktory terbatas adalah alasan yang paling penting untuk melakukan kampanye pemeliharaan. Dalam banyak kasus, kebutuhan untuk downtime dapat sangat dikurangi dengan mengoptimalkan proses suhu tinggi sehubungan dengan jendela operasi yang optimal dari lapisan bahan tahan api untuk memperpanjang masa kelayakan alat dan hidup pekerja keramik. Selain itu, meningkatkan kinerja instalasi dan pemeliharaan yang baik dapat mengurangi biaya dengan memilih bahan refraktory terbaik bagi kondisi proses spesifik (yaitu, suhu, perubahan suhu, atmosfir, beban mekanik,dll) atau dengan menyesuaikan rancangan pembangunan instalasi yang efisien. Thermal dan mekanik pengujian, laboratorium yang dilengkapi dengan state-of-art teknik pengujian untuk refraktory, keramik dan logam. Pengawasan dan pemeriksaan kegagalan instalasi, untuk memahami isu kegagalan adalah kunci untuk meningkatkan kinerja dari instalasi. Dan merinci analisis mikrostruktur dapat memberikan wawasan tentang kimia dan mekanisme fisik yang mempengaruhi produk dan logam bahan keramik. Dan optimasi menghasilkan bahan pelapisan produk yang tahan. Proses industri suhu tinggi memiliki dampak yang besar terhadap umur instalasi. Oleh karena itu, untuk mengurangi downtime dan biaya pemeliharaan, prosedur operasi sering diatur oleh kondisi batas untuk memastikan lama waktu operasi dan stabilitas instalasi. Dalam banyak kasus, batasan ini didasarkan pada tahun pengalaman operasional dan petunjuk dari produsen refraktory. Namun, kualitas bahan tahan api yang diberikan, kondisi operasi, dan parameter proses lainnya dapat berubah dari waktu ke waktu. Dalam rangka untuk memastikan penggunaan yang optimal dari instalasi. Kemampuan dan hasil dari suatu penyelidikan yang lebih luas dari kondisi proses serta lapisan refraktori dan konstruksi instalasi memang diperlukan. Dengan cara ini, Pusat Penelitian Keramik dan para ahli, juga pada proses desain dapat memberikan dukungan untuk mengoptimalkan prosedur operasi saat ini. Dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi proses energi suhu tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan biaya proses yang cukup rendah, downtime pemeliharaan dan pengurangan pemborosan energi. Meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi CO2 emisi dari proses pembuatan keramik. Memilih bahan terbaik untuk aplikasi temperatur tinggi sangat penting untuk kinerja. Memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk memberikan solusi khusus yang dibuat untuk bisa memilih bahan yang paling memadai untuk instalasi pembuatan produk keramik. 
Selain itu, peralatan untuk  produk, resep, produksi dan pengujian bahan tahan api yang baru didedikasikan untuk spesifik aplikasi.  Juga reputasi yang cukup pada karakterisasi bahan yang sangat penting dalam memahami perilaku material. Proses Kristalisasi dapat diprediksi dengan menggunakan model perhitungan kesetimbangan fase.
Minerology diterapkan pada baja slag, terak juga merupakan produk limbah berharga.
Iptek- material ini meneropong berbagai segi keramik modern. Dari bahan baku, bahan mentah, pemrosesan, sampai dengan analisis dan penerapannya untuk berbagai rekayasa teknologi mutakhir. Rekayasa canggih tersebut meliputi elektronika dan outomotif serta komputer, juga akhir-akhir ini telah merambah ke bidang biologi (tulang dan gigi) yang mengetengahkan keramik modern yang menakjubkan. Dengan demikian keramik juga termasuk dalam lingkup bidang ilmu Teknik dan MIPA.
            Arah baru dari pengembangan riset bahan keramik pada akhir abad 20 ditandai dengan Iptek-bahan yaitu “Material Multifungsi” yang penggunaannya teramat banyak, termasuk piranti (komponen) elektronika (elektro-keramik), komponen bertegangan tinggi dan suhu tinggi seperti mesin dan cerobong pesawat, komponen untuk industri produksi seperti permrosesan gelas dan logam serta piranti dari proses manufaktur (alat potong dan lainnya). Lapisan pelindung pesawat antariksa dan kendaraan hipersonik Angkatan Laut Amerika memakai bahan multifungsi yang tahan pada suasana oksidatif dan reduktif serta menghambat suhu dingin dan aliran cepat suhu yang amat panas (Anton J.H., 1994:100). Gelas-keramik alumunium silikat sebagai bahan pelapis dan komposit karbon-karbon (C-C), sangat stabil pada suhu panas 1500°C. Pemrosesan sol-gel sangat baik untuk membuat bahan-multifungsi misalnya optika silikat, keramik-metal (cermet) dan lainnya. Selain itu, pengembangan baru IPTEKS yang menggabungkan biologi, kimia-fisik dan DNA-rekombinan, para ahli telah dapat menciptakan bahan untuk perbaikan enamel gigi manusia.
Keramik juga telah banyak digunakan sebagai material pengganti dalam ilmu kedokteran gigi[2]. Hal ini meliputi material untuk Mahkota gigi, tambalan dan gigi tiruan. Tetapi, kegunaannya dalam bidang lain dari pengobatan medis tidak terlihat begitu banyak bila dibandingkan dengan logam dan polimer. Hal ini dikarenakan ketangguhan retak yang buruk dari keramik yang akan sangat membatasi penggunaannya untuk aplikasi pembebanan. Sepertinya material keramik sedikit digunakan untuk pengganti tulang sendi (joint replacement), perbaikan tulang (bone repair) dan penambahan tulang  (augmentation). Penggunaan keramik dan gelas berupa bahan alumina, zirconia dan bioactive glasses untuk pengganti tulang sendi, calcium phosphates untuk perbaikan dan penambah tulang serta pelapisan pada logam yang digunakan. Komposit Bis-gma-quartz / silica dan restorasi dental composite PMMA-glass fillers Dental cements.
            Keramik telah banyak digunakan sebagai material pengganti dalam ilmu kedokteran gigi. Hal ini meliputi material untuk Mahkota gigi, tambalan dan gigi tiruan. Tetapi, kegunaannya dalam bidang lain dari pengobatan medis tidak terlihat begitu banyak bila dibandingkan dengan logam dan polimer. Hal ini dikarenakan ketangguhan retak yang buruk dari keramik yang akan sangat membatasi penggunaannya untuk aplikasi pembebanan. Sepertinya material keramik ini sedikit digunakan untuk pengganti tulang sendi (joint replacement), perbaikan tulang (bone repair) dan penambahan tulang (augmentation). Sedangkan biomaterial komposit yang sangat cocok dan baik digunakan di bidang kedokteran gigi adalah sebagai material pengganti atau tambalan gigi. Walaupun masih terdapat material komposit lain seperti komposit karbon-karbon dan komposit polimer berpenguat karbon yang dapat digunakan pada perbaikan tulang dan penggantian tulang sendi karena memiliki nilai modulus elastis yang rendah, tetapi material ini tidak menampakkan adanya kombinasi dari sifat mekanik dan biologis yang sesuai untuk aplikasinya. Tetapi juga, material komposit sangat banyak digunakan untuk prosthetic limbs (tungkai buatan), dimana terdapat kombinasi dari densitas/berat yang rendah dan kekuatan yang tinggi sehingga membuat material ini cocok untuk aplikasinya.
Teknologi canggih dan eksperimentasi terus berlangsung dan kemudian Zircone-Y merupakan hasil temuan cemerlang, sehingga para ahli mampu menjadikan keramik sebagai bahan mentah terkeras dan sangat kuat, tahan terhadap goresan, panas dan berbagai bentuk efek kimia dan mekanik.
          Temuan tersebut telah diterapkan dan dimanfaatkan oleh pabrik jam tangan merek Rado La Coupole ‘Ceramique’ dipadukan dengan batu sapir dan oksidasi metal serta kilauan berlian di beberapa sudutnya membuat nyaman dan menyatu dengan keindahan desain. Lalu pemanfaatan tulang sebagai komposit keramik yang mengandung serat organik (kolagen) dan mineral, merupakan bahan baku (biologi-material) yang cukup potensial. Dan kini telah dimanfaatkan oleh perusahaan patungan dalam negeri yaitu PT. Han Kook Keramik Indonesia, yang meramu tulang sapi dengan tanah liat sebagai bahan baku peralatan rumah tangga.
 
 Ragam Jenis Keramik

            Dalam pembahasan keramik, perlu kiranya dikelompokkan ragam jenis keramik yang pembagiannya berdasarkan bahan (material) dan mutunya, lalu dari strukturnya. Dari bahan dan mutunya dapat dibedakan:
  
1) Gerabah atau terracotta ( Bhs. Itali = tanah liat bakar), earthenware ( Bhs. Inggris), aardewerk (Bhs. Belanda),  terbuat dari tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dengan tangan, yang  dibakar di bawah suhu dilapisi glasir, semen, cat atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk golongan keramik yang berkualitas rendah. Sebutan “gerabah lunak” karena dibakar dibawah 1000º C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya rapuh, kasar dan terdapat pori-pori, sehingga untuk dapat kedap air biasanya 1000°C dan disebut “gerabah keras” karena dibakar 1000°C. Contoh gerabah misalnya: bata, genteng, paso, periuk, anglo, celengan, pot, kendi, gentong, dll. Genteng-genteng yang terbaru kini telah berglasir warna-warni yang cukup menarik dan menambah kekuatan dan mutunya. Ada pula sebutan “gerabah halus” dikarenakan pembuatannya halus dan tampak indah atau hiasannya menonjol. Sedangkan disebut “gerabah kasar” disebabkan tanpa hiasan atau polos, misalnya bata. Sebutan sebagai “gerabah padat” karena dibakar sampai 1200°C.

2) Keramik Batu atau stoneware ( Bhs. Inggris), steengoet ( Bhs. Belanda), terbuat dari campuran tanah plastis dengan tanah refractory (tahan suhu tinggi) sehingga pembakarannya pun meningkat dari suhu pijar 1200ºC hingga 1300ºC. Seperti nama yang disandangnya, sebagai “keramik batu”, benda jenis golongan ini mempunyai struktur dan tekstur  yang kokoh, kuat, padat dan berat seperti  batu. Keramik batu ini termasuk golongan keramik kualitas madya atau menengah. Jenis keramik ini sering disebut pula sebagai “gerabah padat” yang dipijar sampai suhu 1200ºC.

3)  Porselin atau poslen, porcelain ( Bhs. Inggris ), termasuk jenis keramik bakaran tinggi suhu pijar 1350º C atau 1400º C bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga 1500ºC. Bahan yang dipergunakan adalah lempung murni berwarna putih / terang yang bersifat refractory seperti kaolin ( Bhs. China: Kaoling), alumina dan silika. Badan porselin setelah dibakar berwarna putih dan bahkan bisa tembus cahaya dan seringkali disebut sebagai “keramik putih”. Pengembara Venesia, Marco Polo, menciptakan nama porselin ketika pertama kalinya  melihat bahan ajaib itu di Asia, yaitu dalam perjalanannya ke Istana Kublai Khan. Ia menamakannya “porcellana” atau kulit kerang karena permukaannya seperti gelas dan keras  (Herman, 1984:6). Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh, sebenarnya mempunyai kekuatan, dimana struktur dan teksturnya padat dan rapat serta keras seperti gelas, karena dipijar suhu tinggi dan terjadi vitrifikasi (penggelasan). Secara teknis, keramik ini mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik khusus dalam hal keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahan porselin yang putih tersebut sangat peka dan cemerlang terhadap warna glasir serta semakin tinggi suhu pijarnya semakin nyaring bunyinya bila body keramik di pukul /  terbentur benda logam.

4)  Keramik Baru atau New Ceramic, adalah jenis keramik yang bersifat teknis  ( Sumitro: 1984 ) , diproses untuk keperluan teknologi (canggih) seperti peralatan  mobil ( busi), perlengkapan listrik (zekering, kompor), bahan konstruksi, piranti komputer, dapur tinggi, cerobong pesawat, kristal-optik, keramik-metal (cermet), keramik-multilapis, keramik- multifungsi, komposit-keramik, silikon, bio-keramik, keramik- magnetik, gigi porselin, dll. Bentuk dan material keramik disesuaikan   dengan keperluan yang bersifat teknis, seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas,  tahan dingin, isolator, pelapis, piranti lunak atau komponen teknis lainnya.

Dari  Segi  Struktur dibedakan:

1) Keramik berat, adalah jenis keramik yang memiliki struktur dan tekstur yang kasar serta berbobot ( relatif berat ). Keramik yang rapuh dan berpori-pori termasuk juga dalam kelompok ini. Produk “ keramik berat” ini contohnya adalah mortar, bata, hong, semen, gibs, benda tahan api (bata api), abrasive, insulator dan lain sebagainya.

2)  Keramik halus, adalah produk keramik yang mempunyai kesan halus dan lembut, berbobot ringan, strukturnya kokoh dan kuat, benda kedap air, juga benda yang memiliki nilai keindahan dan seni. Contoh “keramik halus” seperti porselin, saniter, kaca, glasir, ubin atau tegel keramik, peralatan makan dan minum (tableware), vitrous teknik, keramik-metal, sircon, patung, guci, vas bunga, kap lampu, pewadahan IC pada komputer dan elektronik, kristal dan lainnya.

3) Keramik galian, meliputi bahan-bahan mentah dan galian seperti kaolin, feldspar, silika, sircon, gibs, kapur, bauxite, ballclay, batu bara, marmer, pumice, magnesit, lempung, silimanit, andalusit, titan, timbel, nikel, mangan, alumunium dan lain sebagainya.

Standar Industri

            Dalam kaitannya dengan keramik pakai, khusus  dibuat untuk  tujuan yang bersifat praktis dan  fungsional, terutama untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai “seni pakai”  keramik jenis ini merupakan produk hasil dari suatu rancangan atau desain, baik untuk keperluan yang bersifat fisik atau material seperti peralatan rumah tangga ( wadah atau perabotan), maupun sebagai bahan dan komponen suatu rancang bangun. Keramik pakai bersifat umum denganj kegunaan khusus dan bervariasi, dimana setiap produknya mementingkan segi praktis dan fungsi yang optimal serta efisien. Karena bersifat umum yaitu untuk kepentingan masyarakat luas, maka  keramik pakai harus memenuhi standar industri yang berlaku di setiap negara. Kalau dalam negeri disebut Standar Industri Indonesia ( SII ) atau Standar Nasional Indonesia ( SNI ), ada pula Standar Industri Internasional yang berlaku, misalnya ISO, dll. Semua itu untuk melindungi kepentingan konsumen, apalagi kini telah ada undang-undang yang mengatur hal itu. Dan para pengusaha harus melaporkan secara kontinyu hasil produksinya ke Departemen terkait disamping untuk pengendalian mutu dan  pengontrolan serta sebagai obyek pajak. Benda-benda keramik pakai diproduksi oleh mesin-mesin (pabrik) yang menghasilkan produk massal dengan bentuk serupa (standar) dan diawasi oleh pemerintah atau lembaga konsumen. Hal-hal yang tercantum dalam SII atau SNI biasanya meliputi ruang lingkup dan prosedur, definisi, klasifikasi, cara pengambilan contoh (sample), cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan, cara pengemasan, dilengkapi dengan tabel-tabel dan gambar-gambar (lihat di SII / SNI).



1)  Praptopo Sumitro, dkk, Keramik, Balai Besar Keramik, Bandung, 1984, hal 15
2)  Arief Cahyanto, Biomaterial, Departemen Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas      Padjadjaran, Bandung, 2009, hal 4-11

Dari buku :"Pengetahuan Teknologi Bahan Keramik", 2010 
http//blogspot.goesmul.com / Hidup dan Seni
Email:  goesmul@gmail.com

1 komentar: